Kamis, 09 Juli 2020

MENYERET ARAH GERAK HMI CABANG BOGOR DI MASA DEPAN


Selamat beraktifitas kawan-kawan sekalian, hari ini kembali kami menyajikan sesi wawancara dengan Ketua Umum HMI Cabang Bogor, Bang Qiki Qilang Syachbudy, mengenai sekelumit arah gerak HMI Cabang Bogor masa kini dan masa depan. Kita tentunya ingin banyak tahu mengenai tanggapan Bang Qiki di akhir masa kepengurusannya. Judul wawancara ini sengaja kami buat yang bombastis dengan kata “Menyeret” sehingga lebih menarik untuk dibaca. Berikut adalah hasil petikan wawancaranya:

W: Selamat siang bang, bagaimana kabarnya?

Q: Baik, alhamdulillah.

W: Ngomong-ngomong, apa yang Anda ingin garis bawahi selama kepengurusan HMI Cabang Bogor Periode 2013-2014?

Q: Tidak banyak, saya kira banyak kelebihan dan kekurangannya selama kami menjadi pengurus HMI Cabang Bogor.
W: Bisa diperinci mengenai kelebihan dan kekurangannya tersebut?

Q: Hal tersebut banyak orang yang menilai. Boleh saja orang berpendapat seperti apapun. Tetapi di dalam kepengurusan sendiri saya boleh menilai, yang terpenting, bahwa kita kadang tidak menjalankan konstitusi dengan benar. Mengenai hal itu kami masih merumuskannya. Mengingat kadang, konstitusi tersebut tidak bisa mewadahi kondisi yang ada di cabang. Jadi kita harus berijtihad bersama dalam menyikapi butir-butir konstitusi.

W: Dengan kondisi ini, apakah Anda tidak takut untuk disebut inkonstitusi?

Q: Saya rasa inkonstitusi itu bisa kita maknai sebagai hal yang negatif dan positif. Parameter antara positif dan negatif itu adalah kepentingan bersama. Saya rasa ke depan, kita harus berani dalam melakukan reinterpretasi dan rethinking terhadap konstitusi yang ada. Sebab kondisi tersebutlah yang dinamakan dengan kedinamisan dalam berorganisasi. Jangan kakulah!. Kita harus jadikan organisasi ini sebagai organisasi pembelajar. Sebab kekakuan kadang menyiratkan pemikiran yang kurang luas.

W: Selain masalah konstitusi, apakah ada hal lain yang menjadi kekurangan kepengurusan ini?

Q: Ada.

W: Bisa disebutkan?

Q: Saya rasa kurang baik jika saya sebutkan semuanya disini, karena hal itu merupakan masalah internal pengurus yang harus diselesaikan di dalam. Silakan, ini adalah opini terbuka bagi siapapun. Yang terpenting menurut saya, secara pribadi sebagai pengurus, saya sangat jarang sekali untuk membuka konstitusi dan merenungkan mengenai tugas dan kewajiban saya sebagai ketua umum. Saya rasa ini adalah penyakit kita semua dan hampir di setiap organisasi, dimana rasa memiliki terhadap organisasi itu kurang. Padahal, jika saja setiap komponen yang ada di organisasi itu berjalan dengan baik, maka organisasi ini akan sangat baik. Sehingga tidak ada kalimat-kalimat seperti “Kami tidak mengerti apa-apa di HMI” atau “Abanglah yang lebih lama di HMI, kami tinggal melaksanakan instruksi saja”. Padahal di HMI ini semuanya sudah jelas, semuanya sudah tertulis di konstitusi, tinggal mau atau tidaknya bergerak, mau tidaknya bersikap sebagai kader. Di HMI ini kan memungkinkan untuk setiap bidang berdiri sendiri, setiap komisariat berdiri sendiri, setiap badan khusus berdiri sendiri, dan setiap lembaga berdiri sendiri. Organisasi ini organisasi yang megah dan sah di dalam hukum, secara akta notaris ada, dan secara hukum di Kementrian Hukum dan HAM ada. Jadi, kalaulah kita sadar, bahwa menjadi pengurus HMI itu adalah sebuah keberuntungan dimana kita belajar bagaimana mengelola sebuah organisasi, bagaimana membuat kerjasama dengan organisasi atau lembaga lain, dll. Pembelajaran itulah yang akan dibawa oleh kader HMI dimanapun mereka berada, baik sebagai pengusaha, NGO, akademisi, Birokrat, dll. Saya akui bahwa kita sekarang masih berpikir sempit mengenai HMI.

W: Lalu apa yang harus dilakukan agar ke depan, HMI Cabang Bogor bisa lebih baik lagi?

Q: Menurut saya ada dua kunci penting yang harus dilakukan untuk membangunnya kembali, yaitu dari sisi HMInya itu sendiri dan dari sisi Alumni HMInya (KAHMI). Dari sisi KAHMI, sekarang sudah banyak KAHMI yang mulai menaruh perhatian terhadap HMI. Sebagai contoh, jika ada kegiatan apapun, Alumni kita tersebut selalu siap untuk membantu baik secara pemikiran (contoh sebagai pemateri) atau membantu secara finansial. Bahkan saya dengar, sekarang makin hangat perbincangan di sekitar KAHMI untuk membangun kembali ghiroh berHMI. Tinggal kunci yang paling penting itu ada di kadernya itu sendiri. Banyak kader yang “kurang sabar” dalam berHMI sehingga mereka memutuskan untuk tidak berHMI lagi. Padahal pada saat demikianlah mental kita diuji dan ditempa. Kita disinikan belajar untuk tidak jadi “anak manja” kita belajar untuk kuat dan tegar dalam setiap situasi. Disinilah di HMI saya pribadi memiliki banyak pengalaman batin dimana kadang waktu ngaret, uang tidak ada sedangkan kegiatan harus jalan, kritikan yang pedas, kadang harus mengorbankan uang beasiswa, kegiatan kadang bentrok dengan ujian di kampus, dan lain-lain. Tapi itulah seninya dalam berorganisasi HMI, bagaimanapun banyak permasalahan, kita harus selalu tersenyum menghadapinya.

W: Lalu apa yang Anda harapkan untuk HMI Cabang Bogor di masa depan?

Q: InsyaAllah sebentar lagi konferensi cabang akan digelar. Saya pribadi sangat berharap, ke depan HMI Cabang Bogor menjadi lebih baik dari sekarang. Hal yang terpenting menurut saya, HMI harus “diseret” untuk kembali bisa berkiprah dalam memenuhi kebutuhan kader.

W: Menurut Anda, apa langkah riil yang harus dilakukan?
Q: HMI Cabang Bogor harus bisa berkiprah dalam pemenuhan kebutuhan kader, seperti misalnya membuat “FOREIGN LANGUAGE DEPARTMENT HMI CABANG BOGOR” yang kegiatannya khusus membedah buku TOEFL dan melakukan TOEFL Test Prediction di setiap 2 bulan sekali. Atau mengadakan “SEKOLAH MENULIS HMI” yang akan menghasilkan kader sebagai “pendekar pena”. Jika dua ini saja kita dorong, insyaAllah, dalam jangka 10 tahun ke depan, kita akan panen kader yang KEREN dan MANTAP (sambil mengacungkan 2 jempol tangan).

W: Terima kasih Bang atas waktunya, semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua. By the way, mendekati Konfercab ini, apakah sudah ada calon ketua cabang berikutnya Bang?

Q: Ada beberapa, saya jamin para calonnya ini lebih baik daripada saya. Saya selalu memperhatikan perkembangan kemajuan mereka. Siapapun mereka yang menjadi ketua cabang selanjutnya, saya jamin lebih baik dari saya. Saya pribadi, akan terus membantu sesuai proporsi saya, dan jika diperlukan. Yang terpenting, kita harus selalu merasa optimis ketika memandang generasi muda, sebab di pundak merekalah kemajuan akan tercipta.
Demikianlah sesi wawancara dengan Bang Qiki Qilang Syachbudy, Ketum HMI Cabang Bogor Periode 2013-2014. Semoga bermanfaat. (11 Maret 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar