Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014
Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi ekstrakampus yang tertua saat ini.
Kehadiran HMI di masa lalu sudah sangat familiar dalam sejarah sebagai sebuah
kekuatan civil society yang berasal dari mahasiswa dan cukup
diperhitungkan dalam proses perjalanan sejarah berbangsa dan bernegara.
Pada awalnya,
HMI didirikan sebagai buah dari kegelisahan mahasiswa untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia para mahasiswa sehingga mereka bisa memiliki
kemampuan yang lebih dibanding dengan mahasiswa lainnya dalam bidang tatacara
berorganisasi atau cara berpikir dan menyampaikan pikiran. Dengan kata lain
bahwa objek utama dari HMI adalah anggotanya itu sendiri atau yang lebih
familiar disebut sebagai kader HMI. Dengan harapan supaya kadernya tersebut
bisa menularkan kebermanfaatan bagi masyarakat yang lebih luas dengan cara yang
luwes dan bijaksana.
Berdasarkan hal
itu maka organisasi HMI dituntut untuk terus senantiasa dinamis dalam
perjalannya sehingga bisa memenuhi kebutuhan kader yang sesuai dengan tuntutan
zaman dengan selalu memelihara inti dari nilai-nilai HMI, yaitu terbinanya
insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
HMI harus selalu
mengalami perluasan makna dari periode ke periode sesuai dengan tuntutan zaman
yang dilewatinya dan harus mampu melepaskan diri dari belenggu romantisme masa
lalu. HMI sekarang harus mampu dan mau untuk berbicara masa kini dan masa depan
serta mengusahakan kemungkinan-kemungkinan terbaik untuk menghadapi
periode-periode tersebut.
Seperti misalnya
pada saat ini kita harus berani berbicara dan mempersiapkan diri untuk bersama-sama menghadapi
era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada
awal tahun 2016 mendatang. Tentunya kondisi tersebut sudah selayaknya menjadi
fokus utama sekaligus tantangan bagi HMI dimana harus bisa mengarahkan para
kadernya untuk siap dan bisa berkompetisi pada era situasi tersebut. Sehingga
kemudian melalui para kadernya, HMI kemudian bisa menggiring serta mendudukkan
masyarakat Indonesia untuk mampu menjadi tuan rumah di negaranya sendiri dan
mampu untuk berkompetisi di dalam masyarakat ekonomi ASEAN yang jumlahnya
sekitar 600 juta jiwa.
Secara
kuantitas, saat ini HMI yang memiliki 200 cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia sangat memungkinkan baginya untuk bisa menjadi motor penggerak
kemajuan masyarakat sekaligus menjadi kontrol sosial bagi terciptanya suasana
pemerintahan yang sehat. Namun demikian, perlu adanya keberanian untuk
melakukan introspeksi dari dalam menyangkut silabus pengaderan di HMI sehingga
“motor penggerak HMI” ini senantiasa dalam kondisi yang prima dalam menjalankan
tugasnya. Dengan kata lain bahwa HMI dalam silabusnya harus senantiasa rajin
untuk membina dan melengkapi kemampuan para kadernya dengan pelatihan-pelatihan
yang berguna sebagai tambahan life skill bagi mereka di saat para kader
tersebut terjun di masyarakat.
Seperti
misalnya, salah satu kemampuan yang paling penting pada saat ini adalah
kemampuan berbahasa khususnya Bahasa Inggris. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat
ini bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat dalam menghadapi
era globalisasi. Pada era ini kita tidak bisa lagi untuk menghindar dari
pemakaian bahasa Inggris, karena bahasa Inggris saat ini sudah menjadi semacam
sebuah syarat utama untuk bisa bersaing di era globalisasi.
Melihat
kebutuhan tersebut HMI harus secepatnya bergerak untuk bisa menjawabnya.
Membaca peluang seperti ini, HMI harus secara dinamis dan berani keluar dari
gembok psikologis yang selama ini melekat padanya sebagai organisasi pergerakan
yang kental dengan demonstrasinya atau sikapnya dalam mengkritisi segala
kebijakan pemerintah. HMI harus mulai arif dan bijaksana melihat kondisi yang
ada tanpa tidak melupakan identitasnya sebagai organisasi pengaderan.
Kedinamisan
HMI inilah yang kemudian bisa menjadi alat ampuh dalam mempertahankan
eksistensi HMI di setiap tantangan zamannya. Sehingga HMI senantiasa hadir
dengan wajah yang segar dan menarik dalam setiap pergerakannya. Kedinamisan HMI
ini pulalah yang kemudian akan berdampak kepada organisasi yang lain sehingga
HMI dapat menjadi rujukan yang bergizi dan inspirasi bagi pengembangan sumber
daya manusia (pengaderan) bagi organisasi-organisasi yang lainnya. (8 April
2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar