Kamis, 09 Juli 2020

ANTARA FOREI IPB DAN SEMANGAT ANTI ZIONISME



Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014


Setelah melalui perbincangan yang mendalam antara perwakilan dari organisasi HMI, IMM, KAMMI, dan KMNU pada tanggal 2 Muharram 1434 H bertepatan dengan tanggal 15 November 2012, akhirnya tercetuslah sebuah usulan untuk membentuk sebuah forum organisasi-organisasi Islam ekstra kampus. Nama yang kemudian disepakati untuk forum ini adalah Forum Organisasi Ekstra Kampus Islam (FOREI) IPB. Melalui Forum inilah diharapkan akan adanya ikhtiar-ikhtiar yang semakin terorganisir diantara para mahasiswa Islam dalam rangka ikut berkontribusi dalam memajukan kehidupan umat.
Sebagai gerak awal dalam mengawali forum ini maka telah disepakati bahwa isu kemerdekaan Palestina akan dijadikan sebagai isu yang akan dikawal bersama. Hal ini dianggap penting karena pada isu kemerdekaan Palestina terletak pokok-pokok permasalahan yang tidak sesuai dengan semangat hidup masyarakat Islam, nilai-nilai ke-Indonesiaan dan nilai-nilai universal yang berlaku di seluruh dunia. Maka dengan tanpa mengenyampingkan persoalan-persoalan umat di dalam negeri, perlu adanya gerak nyata dari berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan ini sehingga kehidupan di dunia akan berjalan harmonis tanpa adanya penindasan antara satu warga dunia terhadap warga dunia yang lain.
Pada dasarnya, Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia menghendaki sebuah kehidupan yang harmonis sehingga manusia-manusia yang hidup di dalamnya dapat dengan tenang untuk memenuhi segala kebutuhannya melalui mencari dan mengembangkan seluruh potensi yang Allah SWT telah disediakan di bumi ini. Islam sangat mengutuk keras siapapun yang telah sengaja merampas hak-hak orang lain, sehingga menghambat orang lain untuk hidup dan beribadah melalui karya-karyanya.
Serangan yang telah dilakukan oleh Zionis Israel kepada rakyat sipil Palestina menurut pandangan Islam adalah sebuah kesombongan yang disebabkan oleh ego yang merasa dirinya paling mulia dan paling benar sehingga orang lain atau bangsa lain dianggap salah. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sangat menghargai perbedaan. Sampai-sampai Allah SWT menyebutkan di dalam salah satu ayat-Nya bahwa tidak ada paksaan untuk masuk agama Islam.
Tujuan Islam diturunkan ke muka bumi ini adalah untuk menciptakan keselamatan bagi seluruh bangsa. Tidak ada sama-sekali di dalamnya bentuk-bentuk primordialisme. Bahwa Islam adalah agama yang sempurna memang diakui di dalam Alquran, tetapi kesempurnaan itu tidaklah benar jika disampaikan dengan cara-cara yang menyebabkan hak orang lain terganggu.
Disinilah letak mendasar perbedaan antara Zionisme dan Islam. Melalui kader-kadernya (red: umat Islam) Islam mengajarkan untuk terus berbuat kebaikan (beribadah secara luas) di muka bumi ini sehingga menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam sangat melarang umatnya untuk berlaku seperti halnya para Zionis yang menganggap dirinya paling baik dan menganggap orang lain tidak baik. Malah ajaran Islam menghendaki persatuan antar umat Islam untuk melakukan kerja sosial bagi kemakmuran dunia dengan menyebutkan bahwa umat Islam itu bagaikan satu kesatuan tubuh yang apabila satu bagian tersakiti maka bagian lainnya akan merasa sakit pula. Semangat saling membesarkan, mengayomi, memperbaiki, membangun, dan menasihati inilah yang seharusnya berkembang diantara umat Islam pada masa kontemporer ini sehingga dengan barisan yang teratur akan bisa berbuat banyak bagi kemajuan umat. Perasaan paling benar sendiri, paling mulia sendiri, dan paling memiliki niat yang mulia sendiri adalah warisan Zionis yang secepatnya harus segera dijauhi oleh seluruh umat Islam. Atas dasar pemikiran itulah maka FOREI IPB sengaja dibentuk.
Diawali oleh semangat anti Zionis Israel terhadap Palestina, mudah-mudahan kedepannya akan selalu menjadi wadah yang baik bagi para mahasiswa Islam khususnya yang ada di IPB untuk melakukan gerakan secara berjamaah. Selain masalah internasional, masih banyak permasalahan umat yang ada di Indonesia baik dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya yang harus secepatnya diselesaikan. Belum lagi Indonesia akan menyambut era perdagangan bebas pada tahun 2015 yang berarti menuntut peran dari para kaum terpelajar untuk menempatkan posisi umat pada peran sebagai pelaku, dan bukan malah menjadi penonton. Mudah-mudahan semangat FOREI IPB ini bisa disadari, dirasakan dan menjadi inspirasi bagi kampus-kampus di luar IPB. (29 November 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar