Jumat, 10 Juli 2020

ANTARA SURGA NERAKA

Tidak disadari oleh Rasyid bahwa pengalamannya dengan Si Manusia Koboi ketika masuk ke dalam diskotik masih tersimpan di dalam benaknya. Tempat yang kata Si Manusia Koboi dianggap oleh sebagian besar orang di negeri ini sebagai neraka namun sebagiannya lagi menganggapnya sebagai surga. Anggapan orang terhadap diskotik ini hampir sama dengan pandangan orang terhadap tempattempat pengajian di mana sebagian besar orang menganggap sebagai surga namun sebagian lagi menganggapnya sebagai neraka. Namun dalam kenyataannya, justru dengan perantaraan masuk diskotiklah Rasyid seolah mendapat hentakan yang sangat besar terhadap kalbunya mengenai kondisi keumatan. Hal justru tidak mungkin Rasyid dapatkan ketika ia hanya diam di mushola saja.
Pemikiran yang sangat mendalam tentang makna surga dan neraka itulah yang menghantarkan mimpi Rasyid untuk sampai ke alam antara surga dan neraka.
Dalam perjalanan mimpinya itu Rasyid dipertemukan dengan seorang lakilaki yang seluruh badannya diselimuti oleh cahaya putih yang sejuk dan tidak menyilaukan. Lakilaki itu kemudian mengajak Rasyid ke suatu tempat yang darinya bisa melihat dengan jelas antara kondisi surga dan neraka.
Melihat kedua tempat itu Rasyid hanya diam terperanga. Kedua tempat yang sudah lama ia dengar tentang kabarnya melalui ajaran agamanya. Suatu tempat yang belum pernah ditemuinya; suatu tempat yang walaupun kabarnya sudah sering didengarnya namun dalam kenyataannya, sungguh jauh, bahkan tidak pernah terdetik sekalipun di dalam pikirannya.
Namun setelah lama ia memperhatikan tentang kedua kondisi tempat itu, kemudian ia melihat sebuah kondisi yang sangat menurutnya sangat aneh. Yaitu ada empat jenis manusia yang samasama berpakaian ala koboi di mana dua jenis manusia berada di dalam neraka dan dua jenis manusia lagi ada di dalam surga. Yang membuat Rasyid semakin heran adalah mengenai sikap dari keempat jenis manusia tersebut di mana satu jenis manusia di neraka menangis namun satu jenis manusia yang lainnya seperti sedang berbahagia. Dan satu jenis manusia di surga menangis namun satu jenis manusia yang lainnya sedang berbahagia. Hal inilah yang kemudian menjadikan tanda Tanya besar bagi Rasyid yang kemudian ia tanyakan kepada orang bercahaya yang berada di sampingnya.
“Bisakah Kau menjelaskan kepadaku mengapa ada manusia yang terlihat bahagia ketika berada di neraka sedangkan yang lainnya sangat menderita. Dan mengapa pula ada manusia yang terlihat menderita di dalam surga sedangkan yang lainnya bahagia?” Tanya Rasyid penuh dengan rasa heran.
“Ini hanyalah sebuah perumpamaan duniawi saja Syid. Tidak ada sama sekali hubungannya dengan keadaan yang sesungguhnya di alam surga dan neraka yang sebenarnya di mana semua manusia menderita ketika masuk ke dalam neraka, dan semua orang bahagia untuk selamalamanya ketika masuk ke dalam surga.”
“Maksudmu?”
“Maksudku bahwa di alam dunia itu berbeda dengan di alam pembalasan Syid. Ketika Kau berada di dunia maka Kau diberikan otoritas oleh Tuhan untuk memilih surga atau neraka. Maka dengan bebasnya pulalah Kau bisa memilih diam di Surga atau diam di neraka. Bahkan Kau diberi kebebasan pula untuk merubah neraka menjadi surga, atau sebaliknya merubah surga menjadi neraka.” Jawab Si Manusia Cahaya panjang lebar.
“Aku masih belum mengerti arah pembicaraanmu Saudara.” Tanya Rasyid kembali, sangat serius.
“Syid, kalau dihubungkan dengan keadaan duniawi maka keempat jenis manusia koboi yang sedang Kau lihat itu menggambarkan perilaku manusia yang banyak jenisnya. Ada manusia yang kita anggap mereka ada di neraka namun mereka merasa ada di surga, tetapi ada pula manusia yang kita anggap mereka ada di neraka dan mereka merasakan pula bahwa mereka sedang ada di neraka. Disisi lain ada manusia yang kita anggap mereka sedang ada di surga namun nyatanya mereka sebenarnya merasakan sedang hidup di dalam neraka, tetapi ada pula mereka yang kita anggap sedang berada di surga dan mereka memang merasakan bahwa dirinya memang sedang berada di surga. Semua manusia pada dasarnya ingin berada di surga dan merasakan keberadaan surga itu. Tapi kenyataannya sangatlah sedikit yang sampai ke arah itu. Padahal Tuhan sendiri sudah memberikan sebagian dari sifat kuasanya kepada manusia sehingga manusia itu bisa menggunakan segala potensinya untuk mencapai dan merasakan surga dunia. Bahkan karena sangat sayangnya Tuhan kepada manusia maka Dia memberikan kitab panduan kepada manusia melalui Muhammad yang sangat dikasihiNya sebagai panduan untuk mencapai surga dunia. Tetapi karena keangkuhan manusia itulah maka mereka berpaling dari nikmat Tuhan tersebut sehingga Tuhan menyindir mereka dengan beberapa kali bertanya tentang nikmat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan?”
Mendengar penjabaran Si Manusia Cahaya itu Rasyid terdiam beberapa saat sampai kemudian ia bertanya kembali.
“Lalu  menurutmu  apakah fungsi dari neraka dan
surga ini Saudara? Apakah hanya sebagai alat Tuhan menghakimi manusia yang tidak tunduk kepada petunjukNya? Atau dengan kata lain sebagai alat pemuas dendam Tuhan karena Tuhan sakit hati terhadap hambaNya yang membangkang?” Tanya Rasyid agak liar.
Mendengar pertanyaan itu Si Manusia Cahaya tersenyum seperti lucu mendengar pertanyaan Rasyid yang seperti itu.
“Kau Jangan memikirkan sifat Tuhan menurut logika kemakhlukanmu Syid. Berfikirlah mengenai sifat Tuhan dengan logika ala Tuhan.”
“Apa itu logika ala Tuhan Saudara?”
“Logika ala Tuhan adalah logika yang telah disampaikan Tuhan melalui ajaranNya. Persepsi makhluk terhadap zat Tuhannya kadang bersifat parsial dan tidak sanggup meraba seluruh sifat kebesaran Tuhan Yang Maha Agung sehingga dengan kasih sayangnyalah Dia kemudian mengajari makhluk untuk mengenal kebesaranNya melalui 99 sifat yang melekat pada dirinya yang kesemuanya itu Dia rangkum dengan nama Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi. Inilah yang mengisyaratkan kekuasaan yang sangat tidak terbatas bahkan melebihi makna ketidakterbatasan itu sendiri.”
Mendengar penjelasan itu Rasyid menarik nafas beberapa kali. Ia seperti sedang mengeluarkan beban yang selama ini ada di dalam kalbunya. Badannya mendadak  terasa  ringan  dan  kalbunya  kini merasa
sangat rindu yang tiada tara terhadap Tuhannya.
“Jadi Syid, buat apa sekarang Tuhan bersikap murka dan menghakimi manusia? Seperti halnya Tuhan menjelaskan tentang namanamaNya, maka begitu pula Ia menerangkan secara sangat sederhana mengenai berbagai macam kebahagiaan manusia dan berbagai macam kesengsaraan manusia dengan istilah surga dan neraka. Namun kadang manusia, karena keangkuhannya, maka ia salah dalam mendefinisikan apa itu surga dan apa itu neraka sehingga terjadilah seperti yang engkau lihat itu tentang manusia yang senang ketika berada di neraka dan orang yang menderita ketika berada di surga.”
“Salah mendefinisikan? Lalu definisi yang benar itu seperti apa Saudara?” Tanya Rasyid semakin tertarik kepada penjelasan Si Manusia Cahaya.
“Ah… Kau ini suka merendah Syid, bukankah derajatmu lebih mulia daripada Aku? Dan Kau juga yang sering menyebarkannya kepada jemaahmu?”
“Yang mana Saudara, Aku benarbenar tidak mengerti dengan arah pembicaraanmu?!”
“Maaf Aku sudah membuatmu bingung Syid… Begini, bahwa surga dan neraka itu letak perbedaanya ada di hati seperti misalnya tawadlu, tawazun, tekun, sabar, dermawan, ikhlash, syukur, cinta kepada sesama, dan sebagainya dan sebagainya yang bersifat kebaikan. Sedangkan metode untuk mencapai kebaikan yang seperti itu adalah melalui sahadat, shalat, zakat, puasa, dan ibadah haji. Metodemetode tersebut harus dijalankan dengan semangat iman dan ihsan… Menjalankan seluruh metode dengan dibungkus oleh semangat iman dan ihsan itulah yang kemudian akan menghasilkan hati yang memancarkan kebaikan yang merupakan cerminan dari surga. Sedangkan banyak sekarang ini manusia yang semangatnya bukan iman dan ihsan dan metodenya bukan Islam, serta hatinya bukan hati yang surga namun karena hartanya dan karena jabatannya mereka menganggap bahwa mereka sedang berada di surga. Mereka inilah yang Tuhan sindir sebagai manusia yang sesat karena sedang melawan arus terhadap ketetapan yang telah digariskan Tuhan. Tuhan sangat mengasihani manusia yang seperti ini yang tidak juga sadar bahwa dirinya hanyalah seorang makhluk. Sedangkan Tuhan yang memelihara makhluknya tersebut dan pasti tidaklah menghendaki suatu kerusakan sedikit pun terhadap makhlukNya.” Sejenak Si Manusia Cahaya menghentikan pembicaraan beberapa saat dan kemudian ia melanjutkan keterangannya kembali.
“Di sisi lain ada juga manusia yang katanya semangatnya sudah semangat iman dan ihsan, metodenya sudah metode Islam namun hatinya masih hati neraka. Mereka inilah yang seperti engkau lihat manusia yang sedang menangis di dalam surga itu. Pada hakikatnya mereka sedang berada di surga namun tetap saja merasa sedang berada di neraka. Mereka inilah orang yang memiliki panjang anganangan sedangkan mereka dilanda penyakit malas untuk berjuang dan berikhtiar. Hatinya lemah sehingga kadang mereka menggunakan agamanya untuk menutupi kemalasan dan ketidakberdayaan mereka.” Tutur Si Manusia Cahaya panjang lebar.
Beberapa saat kemudian mereka terdiam. Sementara suasana tempat antara surga dan neraka tesebut seperti ruangan kedap suara yang tidak terdengar sesuatu apapun meski di depannya tergambar kesibukan dari suasana surga dan neraka yang sedang dilihat oleh Rasyid dan Si Manusia Cahaya.
Tidak seberapa lama kemudian tibatiba Si Manusia Cahaya terkekeh tertawa sambil melihat ke sekujur tubuh Rasyid. Dan melihat hal tersebut kemudian Rasyid bertanya kepada Si Manusia Cahaya.
“Mengapa Kau melihatku dengan tatapan yang seperti itu Saudara?” Tanya Rasyid heran.
“Aku hanya ingin bertanya kepadamu apakah kamu sadar bahwa dari tadi kamu sedang mengenakan pakaian ala koboi juga?”
Mendengar hal itu Rasyid sontak terkaget melihat pakaian yang sedang ia kenakan sekarang. Ternyata dirinya baru sadar bahwa pakaian yang dari tadi sedang ia kenakan adalah juga pakaian ala koboi, percis seperti pakaian manusia yang dari tadi sedang dilihatnya.
“Heheheee… sebetulnya dari tadi di sini ada lima jenis manusia yang harus kamu pertanyakan nasibnya Syid, termasuk dirimu juga harus Kamu pertanyakan.” Ucap Si Manusia Cahaya tertawa dingin melihat Rasyid yang seperti masih terheranheran karena baru menyadari bahwa dirinya sedang mengenakan pakaian ala koboi.
“Aku? Apa yang harus ditanyakan mengenai Aku Saudara?” Tanya Rasyid sambil tetap merasa setengah tidak percaya.
“Syid, mereka yang dari tadi Kau lihat itu membutuhkan jenis manusia yang membantu mereka untuk menuju jalan yang dikehendaki Tuhan. Jenis manusia yang mampu menempatkan satu kakinya di surga dan satu kakinya yang lain di neraka. Jenis manusia seperti Kamu inilah yang bertugas untuk memenuhi surga dengan orangorang yang bergembira di dalamnya. Engkaulah sebagai koboi akhirat.” Ucap Si Manusia Cahaya yang terdengar oleh Rasyid semakin samar suaranya bersama terbukanya mata Rasyid dari tidurnya karena mendengar suara ayam berkokok yang menandakan bahwa malam sudah hampir selesai dan waktu shubuh akan segera tiba.
Dengan tidak membuang waktu lagi kemudian Rasyid segera bangun dari posisi tidurnya dan kemudian melakukan persiapan untuk segera meninggalkan kampung tersebut menuju pondok pesantren tempat dahulu ia menuntut ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar