Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Tak ada rahasia untuk
menggapai sukses.
Sukses itu dapat
terjadi karena persiapan, kerja keras,
dan mau belajar dari
kegagalan
(General Colin Powell)
Setelah kita menjadi seorang pemberani, maka tentu
akan ada dua hasil yang mungkin didapat yaitu antara sukses
dan gagal. Kalau
masalah sukses, tentu tidak harus dibahas lagi secara panjang lebar, karena kewajiban
kita hanya mensyukuri saja atas semua nikmat yang telah diberikan. Akan tetapi ketika
Tuhan belum mengizinkan kita sukses, tentu itulah yang harus kita renungi dan
evaluasi dengan terus istiqomah berusaha dan berbuat.
Pada bagian ini, saya ingin menegaskan
bahwa yang dimaksud dengan berani gagal itu bukan menyangkut hasilnya
(gagalnya), namun menyangkut proses sebuah kegiatan atau rencana dimulai. Entah itu hasilnya berhasil atau gagal yang
harus kita cermati disini adalah menyangkut semangat pada awal prosesnya. Itulah yang sering kita dengar dengan “jangan takut untuk mencoba, beranilah dalam segala hal selama itu baik!!!”.
Memang benar sekali, berani gagal ini sangat erat kaitannya
dengan berani mencoba. Berani mencoba karena kita berani gagal, karena sukses
itu adalah harapan kita bersama. Jika kita suatu saat mengalami kegagalan, maka
segeralah kembalikan kepada Tuhan, bahwa Tuhan belum mengizinkannya pada saat
ini. Mungkin di lain waktu. Lalu lupakanlah semua hal itu, dan berlakulah
seolah tidak terjadi apaapa sambil terus berbuat lagi untuk halhal yang lainnya.
Kadang ada seseorang yang sangat
optimis dan berani untuk melakukan sesuatu yang memiliki resiko, namun karena
pada awalnya tidak didasari oleh rasa berani gagal, maka pada saat orang
tersebut menghadapi kegagalan, akhirnya mentalnya belum siap dan terjadilah
halhal yang tak diinginkan. Seperti misalnya sering kita jumpai pada saat musim
pemilihan umum, dimana para calon rakyat yang pada awalnya tak mempersiapkan
diri dengan sikap berani gagal, mereka akan mengalami masalahmasalah mental atau
kejiwaan, sampaisampai ada pula yang nekad untuk mengakhiri hidupnya.
Perilaku berani gagal ini membantu kita
supaya tidak terlalu berlarut lama pada kegagalan yang menimpa, supaya bersifat
legowo dan ikhlas, karena pada
hakikatnya semua yang terjadi adalah atas izin dan cinta kasih dari Tuhan.
Setelah
kita sudah berani berani gagal, kemudian kita tinggal melakukan proses
berusaha dengan bersungguhsungguh dan ikhlas. Dan jika nanti di akhir proses ternyata hasilnya
belum sesuai
harapan, maka jangan sampai kita berubah
menjadi seekor “cacing” yang pemalu. Kawan-kawan harus catat bahwa kegagalan bukanlah sebuah hasil akhir, namun kegagalan adalah
sebuah proses. Begitupun keberhasilan, semuanya adalah proses. Proses yang
harus dilewati oleh kita semua yang hidup di alam dunia ini. Jatuh
itu biasa, yang luar biasa adalah jika kita berkalikali terjatuh, namun
berkalikali juga bangkit. Seperti halnya kisah hidup seorang Abraham Lincoln yang dipenuhi oleh banyak kegagalan, seperti berikut:
- Gagal dalam bisnis pada tahun 1831;
- Dikalahkan di badan legislatif pada
tahun 1832;
- Gagal sekali lagi dalam bisnis pada
tahun 1833;
- Mengalami patah semangat pada tahun
1836;
- Gagal memenangkan kontes pembicara pada
tahun 1838;
- Gagal menduduki dewan pemilih pada
tahun 1840;
- Gagal dipilih menjadi anggota kongres
pada tahun 1843;
- Dilantik menjadi anggota kongres pada
tahun 1846;
- Gagal menjadi anggota kongres pada
tahun 1848;
- Gagal menjadi anggota senat pada tahun
1855;
- Gagal menjadi presiden pada tahun 1856;
- Gagal menjadi anggota dewan senat pada
tahun 1858;
- Akhirnya pada tahun 1860 dilantik
sebagai presiden Amerika yang ke16 dan salah seorang presiden yang sukses dalam
sejarah Amerika.
Begitulah
kawan-kawan, kisah Abraham Lincoln adalah contoh klasik orang yang benar-benar berani gagal.
Mari kita bayangkan seandainya Lincoln pada tahun 1836 menyerah karena patah
semangat, tentunya kita tidak akan menyaksikan di dalam sejarah
bahwa ada seorang presiden Amerika ke16 yang sukses dalam memimpin negaranya,
dan Lincoln hanya akan ditulis oleh sejarah sebagai orang yang selalu gagal di
dalam hidupnya sampai ia meninggal. Tak pernah sukses.
Selain
cerita Lincoln tentu kita sering mendengar tentang cerita Thomas Alva Edison, yang beberapa kali melakukan percobaan, namun baru berhasil ketika percobaan yang ke seribu kali. Apakah kawan-kawan pernah
membayangkan jikalau Edison menyerah pada percobaannya yang ke100 atau yang
ke999? Mungkin sekarang kita tidak akan menyaksikan bahwa Thomas Alva Edison lah
yang menemukan lampu.
Nah,
apakah sekarang kita merasa bahwa kegagalan merupakan
tangga untuk meraih kesuksesan di masa mendatang? Mari sekarang kita hitung
bersama jumlah kegagalan kita dari mulai kita ingat, dan bandingkan apakah
kegagalan itu sudah sama banyaknya atau bahkan melebihi banyaknya kegagalan
Abraham Lincoln
dan Thomas Alva Edison?
Dan
pertanyaan terakhir adalah sudah seberapa beranikah kita terhadap kegagalan
dibandingkan dengan kisah hidupnya Abraham Lincoln dan Thomas Alva Edison? Dan sudah seberapa layakkah kita menyandang nama besar
sebesar namanya Abraham Lincoln dan nama Thomas Alva Edison?
Asal kawan-kawan tahu saja bahwa sekolah (universitas) adalah sebuah laboratorium yang sangat
baik untuk kita melakukan eksperimeneksperimen kegagalan. Sekolah (universitas) adalah sebuah laboratorium masyarakat
yang hampir menyerupai keadaan masyarakat pada umumnya. Di sekolah (universitas) kita jumpai komponenkomponen
masyarakat seperti orangorang, organisasi, budaya organisasi, dan yang lainnya.
Tujuan utama di sekolah (universitas) adalah bekerja untuk menyelesaikan seluruh
mata pelajaran. Namun
disamping itu, dengan diberi waktu yang sama, kita bebas untuk membuat nilai
tambah pribadi sehingga kita bisa lebih unggul dibandingkan siswa (mahasiswa)
lainnya. Selamat mencoba dan terus mencoba inovasi baru dalam segala hal,
beranilah untuk gagal!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar