Kamis, 09 Juli 2020

BERANI GAGAL


Oleh: Qiki Qilang Syachbudy


Tak ada rahasia untuk menggapai sukses.
Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras,
dan mau belajar dari kegagalan
(General Colin Powell)


Setelah kita menjadi seorang pemberani, maka tentu akan ada dua hasil yang mungkin didapat yaitu antara sukses dan gagal. Kalau masalah sukses, tentu tidak harus dibahas lagi secara panjang lebar, karena kewajiban kita hanya mensyukuri saja atas semua nikmat yang telah diberikan. Akan tetapi ketika Tuhan belum mengizinkan kita sukses, tentu itulah yang harus kita renungi dan evaluasi dengan terus istiqomah berusaha dan berbuat.
Pada bagian ini, saya ingin menegaskan bahwa yang dimaksud dengan berani gagal itu bukan menyangkut hasilnya (gagalnya), namun menyangkut proses sebuah kegiatan atau rencana dimulai. Entah itu hasilnya berhasil atau gagal yang harus kita cermati disini adalah menyangkut semangat pada awal prosesnya. Itulah yang sering kita dengar dengan “jangan takut untuk mencoba, beranilah dalam segala hal selama itu baik!!!”.
Memang benar sekali, berani gagal ini sangat erat kaitannya dengan berani mencoba. Berani mencoba karena kita berani gagal, karena sukses itu adalah harapan kita bersama. Jika kita suatu saat mengalami kegagalan, maka segeralah kembalikan kepada Tuhan, bahwa Tuhan belum mengizinkannya pada saat ini. Mungkin di lain waktu. Lalu lupakanlah semua hal itu, dan berlakulah seolah tidak terjadi apaapa sambil terus berbuat lagi untuk halhal yang lainnya.
Kadang ada seseorang yang sangat optimis dan berani untuk melakukan sesuatu yang memiliki resiko, namun karena pada awalnya tidak didasari oleh rasa berani gagal, maka pada saat orang tersebut menghadapi kegagalan, akhirnya mentalnya belum siap dan terjadilah halhal yang tak diinginkan. Seperti misalnya sering kita jumpai pada saat musim pemilihan umum, dimana para calon rakyat yang pada awalnya tak mempersiapkan diri dengan sikap berani gagal, mereka akan mengalami masalahmasalah mental atau kejiwaan, sampaisampai ada pula yang nekad untuk mengakhiri hidupnya.
Perilaku berani gagal ini membantu kita supaya tidak terlalu berlarut lama pada kegagalan yang menimpa, supaya bersifat legowo dan ikhlas, karena pada hakikatnya semua yang terjadi adalah atas izin dan cinta kasih dari Tuhan.
Setelah kita sudah berani berani gagal, kemudian kita tinggal melakukan proses berusaha dengan bersungguhsungguh dan ikhlas. Dan jika nanti di akhir proses ternyata hasilnya belum sesuai harapan, maka jangan sampai kita berubah menjadi seekor “cacing” yang pemalu. Kawan-kawan harus catat bahwa kegagalan bukanlah sebuah hasil akhir, namun kegagalan adalah sebuah proses. Begitupun keberhasilan, semuanya adalah proses. Proses yang harus dilewati oleh kita semua yang hidup di alam dunia ini. Jatuh itu biasa, yang luar biasa adalah jika kita berkalikali terjatuh, namun berkalikali juga bangkit. Seperti halnya kisah hidup seorang Abraham Lincoln yang dipenuhi oleh banyak kegagalan, seperti berikut:

-   Gagal dalam bisnis pada tahun 1831;
-   Dikalahkan di badan legislatif pada tahun 1832;
-   Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun 1833;
-   Mengalami patah semangat pada tahun 1836;
-   Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838;
-   Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840;
-   Gagal dipilih menjadi anggota kongres pada tahun 1843;
-   Dilantik menjadi anggota kongres pada tahun 1846;
-   Gagal menjadi anggota kongres pada tahun 1848;
-   Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855;
-   Gagal menjadi presiden pada tahun 1856;
-   Gagal menjadi anggota dewan senat pada tahun 1858;
-   Akhirnya pada tahun 1860 dilantik sebagai presiden Amerika yang ke16 dan salah seorang presiden yang sukses dalam sejarah Amerika.

Begitulah kawan-kawan, kisah Abraham Lincoln adalah contoh klasik orang yang benar-benar berani gagal. Mari kita bayangkan seandainya Lincoln pada tahun 1836 menyerah karena patah semangat, tentunya kita tidak akan menyaksikan di dalam sejarah bahwa ada seorang presiden Amerika ke16 yang sukses dalam memimpin negaranya, dan Lincoln hanya akan ditulis oleh sejarah sebagai orang yang selalu gagal di dalam hidupnya sampai ia meninggal. Tak pernah sukses.
Selain cerita Lincoln tentu kita sering mendengar tentang cerita Thomas Alva Edison, yang beberapa kali melakukan percobaan, namun baru berhasil ketika percobaan yang ke seribu kali. Apakah kawan-kawan pernah membayangkan jikalau Edison menyerah pada percobaannya yang ke100 atau yang ke999? Mungkin sekarang kita tidak akan menyaksikan bahwa Thomas Alva Edison lah yang menemukan lampu.
Nah, apakah sekarang kita merasa bahwa kegagalan merupakan tangga untuk meraih kesuksesan di masa mendatang? Mari sekarang kita hitung bersama jumlah kegagalan kita dari mulai kita ingat, dan bandingkan apakah kegagalan itu sudah sama banyaknya atau bahkan melebihi banyaknya kegagalan Abraham Lincoln dan Thomas Alva Edison?
Dan pertanyaan terakhir adalah sudah seberapa beranikah kita terhadap kegagalan dibandingkan dengan kisah hidupnya Abraham Lincoln dan Thomas Alva Edison? Dan sudah seberapa layakkah kita menyandang nama besar sebesar namanya Abraham Lincoln dan nama Thomas Alva Edison?
Asal kawan-kawan tahu saja bahwa sekolah (universitas) adalah sebuah laboratorium yang sangat baik untuk kita melakukan eksperimeneksperimen kegagalan. Sekolah (universitas) adalah sebuah laboratorium masyarakat yang hampir menyerupai keadaan masyarakat pada umumnya. Di sekolah (universitas) kita jumpai komponenkomponen masyarakat seperti orangorang, organisasi, budaya organisasi, dan yang lainnya. Tujuan utama di sekolah (universitas) adalah bekerja untuk menyelesaikan seluruh mata pelajaran. Namun disamping itu, dengan diberi waktu yang sama, kita bebas untuk membuat nilai tambah pribadi sehingga kita bisa lebih unggul dibandingkan siswa (mahasiswa) lainnya. Selamat mencoba dan terus mencoba inovasi baru dalam segala hal, beranilah untuk gagal!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar