Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Hidup adalah sebuah
tantangan, maka hadapilah.
Hidup adalah sebuah
lagu, maka nyanyikanlah.
Hidup adalah sebuah mimpi,
maka sadarilah.
Hidup adalah
sebuah permainan, maka mainkanlah.
Hidup adalah cinta,
maka nikmatilah
(Bhagawan Sri Sthya Sai
Baba)
Sengaja saya
menulis bab ini karena ternyata masih banyak diantara siswa (mahasiswa) yang masih mengalami kesulitan dalam hal
belajar. Bahkan mereka menjadikan alasan ini
untuk tidak ikut berorganisasi. Sayang
sekali kalau hal ini terjadi
kepada kita. Di kesempatan yang hanya sekali seumur hidup di sekolah (universitas) ini kita tentu akan banyak mengalami
kehilangan kesempatan yang sangat berharga.
Menurut pengalaman saya,
belajar dan berorganisasi itu samasama pentingnya. Ada yang bilang bahwa jika
diibaratkan pekerjaan, nilai itu adalah syarat untuk masuk pekerjaan, sedangkan
pengalaman organisasi adalah syarat untuk naik jabatan dalam perusahaan
tersebut.
Hal yang harus kita sadari adalah bahwa
yang namanya “belajar” itu seharusnya tidak lagi menjadi sebuah hambatan bagi
seorang siswa (mahasiswa). Mengapa demikian? Karena belajar sudah merupakan
aktifitas sehari-hari dari mulai kita masuk Sekolah Dasar. Menurut logika
sederhana, seharusnya kegiatan belajar sudah menjadi sebuah rutinitas dan tidak
menjadi beban keterpaksaan yang membuat kita tidak bahagia dalam hidup.
Menurut pengamatan saya selama menjadi siswa
(mahasiswa), masih banyak siswa (mahasiswa) yang belum efektif dan kreatif dalam
belajar. Ibarat mengolah sawah, masih banyak siswa (mahasiswa) yang masih
menggunakan cangkul meskipun ada teknologi yang lebih baik. Akhirnya, banyak siswa
(mahasiswa) yang setiap harinya hanya disibukkan dengan belajar dan tugastugas sekolah
(kuliah). Di pihak lain, ada juga siswa (mahasiswa) yang terlalu sibuk dengan
kegiatan organisasi sehingga belajar yang merupakan tugas utamanya menjadi
terbengkalai.
Bagi saya, kedua jenis siswa
(mahasiswa) itu mencerminkan sebuah ketidakefektifan dalam mengelola diri.
Padahal, semuanya bisa diakali dengan cara kreatif. Dan disinilah memang letak
serunya menjadi seorang siswa (mahasiswa). Saya sangat sepakat jika ada yang
menyebutkan jika sekolah (kuliah) merupakan sebuah seni mengelola diri dalam
meraih pengetahuan. Kendala yang mendasar bagi seorang siswa (mahasiswa)
biasanya karena belum menemukan metode belajar yang sesuai. Untuk itu, dalam
kesempatan ini saya mengajukan beberapa metode belajar yang mungkin dapat
memberikan inspirasi kepada kawan-kawan dalam menemukan seni belajar yang
tepat.
Metode belajar
Bagi seorang siswa (mahasiswa),
menemukan metode belajar yang tepat adalah suatu hal yang sangat penting.
Mengapa demikian? Karena dengan memiliki metode belajar yang tepat, kita dapat
menghemat waktu dalam proses belajar sehingga waktu yang tersisa dapat kita
gunakan untuk kegiatan lainnya yang bermanfaat di masa depan.
Pada dasarnya, metode belajar itu tidak ada yang sempurna. Hal itu
tergantung dari kecocokan setiap individu. Di dunia ini, mungkin terdapat ratusan bahkan ribuan
cara orang belajar. Karena pada intinya, belajar itu adalah sebuah proses
dalam memahami sesuatu, sehingga seseorang
paham terhadap suatu fenomena yang terjadi. Metode belajar adalah sebuah cara
kreatif seseorang dalam memahami pelajarannya. Yang namanya kreatif itu kan tidak bisa dihitung jumlahnya. Pada intinya,
terserah kepada kita tentang bagaimana caranya belajar. Yang terpenting kita asyik, bisa paham
pelajaran, dan pelajaran
tersebut dapat nempel di otak kita sehingga kemudian bisa diaplikasikan ketika
kita membutuhkannya.
Semasa sekolah (kuliah), saya banyak
menemui siswa (mahasiswa) yang putus asa karena merasa dirinya bodoh. Setelah
demikian, biasanya siswa (mahasiswa) tersebut akan kehilangan kepercayaan diri.
Mereka biasanya akan selalu mencoba mengikuti cara belajar orang lain, dan selalu
terombang ambing dengan keadaan sekitarnya dengan penuh kebingungan.
Hal yang harus kita sadari bersama
adalah dengan menyadari bahwa Tuhan itu menciptakan
diri kita masingmasing dengan keunikan yang berbedabeda. Kita tentu kurang tepat kalau menganggap bahwa setiap orang diciptakan sama. Padahal, kita diciptakan Tuhan mulai dari keadaan fisikpun sudah berbedabeda, meskipun itu saudara kembar.
Jika diibaratkan sebuah buku, dari judul atau covernya pun kita sudah bedabeda. Jadi bisa dipastikan bahwa isinya pun
tentulah banyak perbedaannya.
Nah, berangkat dari pemahaman inilah kita harus senantiasa percaya diri dengan potensi dan keunikan yang kita miliki.
Kita harus sadar dan sabar jikalau ada teman kita yang memiliki kecepatan
untuk memahami
yang sangat mengagumkan. Jangan sekalikali
minder, cepatlah sadar bahwa potensi kita berbeda. Mungkin orang lain bisa
cepat paham, namun kita juga bisa paham,
hanya saja lama waktunya yang berbeda. Maka dari itu, lebih tekunlah dalam
belajar, sambil mencari jalan yang cerdik bagaimana kita bisa memiliki
kecepatan pemahaman seperti yang teman kita miliki.
Kawan-kawan, saya hanya mengingatkan kembali bahwa banyak
orangorang yang divonis bodoh dan bahkan lebih bodoh melebihi kebodohan kita
sekarang. Namun dalam kenyataannya, sejarah telah membuktikan, bahwa berkat
ketekunan dan keuletannya, mereka akhirnya bisa
bangkit dan mengubah keadaan. Maka dari itu, kita harus selalu menyadari bahwa ketekunan dan keuletan adalah sumber
dari segala keberuntungan.
Kawan-kawan tentu sudah banyak membaca tentang arti
sebuah angka IQ. Diantaranya menyebutkan bahwa IQ itu hanya berkontribusi sebesar 1% dari 100%
kesuksesan yang diraih oleh
seseorang. Saya tegaskan, bahwa hal itu sangat
benar, sesuai dengan perkataan Benjamin Franklin yang menyebutkan bahwa ketekunan
adalah ibu dari segala kemujuran, bukan IQ kan?
Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, walaupun kita sudah berkalikali
membaca bahwa IQ hanya 1% saja berkontribusi terhadap kesuksesan, namun tetap saja ada perasaan minder atau rendah diri pada
diri kita. Kadang kita merasa seperti rakyat kelas
dua dan sebagainya. Kadang yang lebih fatalnya lagi, di lingkungan sekolah (kuliah) atau kampus, kita sering terjebak dengan
anggapan bahwa orang yang berIQ tinggi adalah orang yang juga memiliki
kemampuan memimpin yang baik dan sangat berpotensi pada berbagai hal. Padahal pada kenyataannya tidak
demikian. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan seperangkat kecerdasannya
masingmasing.
Untuk lebih memperdalam pemahaman
tentang apa itu kecerdasan, saat ini sudah banyak dikenal tentang kecerdasan
majemuk, yaitu semua jenis kecerdasan pada diri manusia yang membuat mereka
berbeda potensi antara satu dengan yang lainnya. Berikut
akan dijelaskan mengenai jenisjenis kecerdasan majemuk tersebut, yaitu:
1.
Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah sebuah kecerdasan dalam mempersepsi dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain.
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak dan isyarat. Dalam pengertian sederhananya
kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang dalam menanggapi suasana hati orang lain sehingga ia akan mampu bertindak
secara efektik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Orang yang memiliki
kecerdasan interpersonal biasanya ia akan mampu
memengaruhi dan menjadi
pemimpin bagi orang lain.
2.
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah sebuah kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi
kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran
akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan, serta kemampuan
berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri.
3.
Kecerdasan kinestetisjasmani
Kecerdasan kinestetisjasmani adalah sebuah kecerdasan dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan
perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain pantomime, atlet, dan penari)
dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu
(misalnya sebagai perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah, dan lainnya). Kecerdasan ini meliputi kemampuankemampuan fisik yang
spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan,
dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan
haptic).
4.
Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik adalah sebuah kemampuan dalam menggunakan katakata secara
efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator, atau politisi) maupun
tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). Kecerdasan ini
meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau
bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatik
atau penggunaan praktisi bahasa. Pengunaan bahasa ini antara lain mencakup
retorika (penggunaan bahasa untuk memengaruhi orang lain melakukan tindakan
tertentu), hafalan (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi), eksplanasi
(penggunaan bahasa untuk memberi informasi), dan metabahasa (penggunaan
bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri).
5.
Kecerdasan matematislogis
Kecerdasan matematislogis adalah suatu kecerdasan dalam menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli
matematika, akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran dengan benar
(misalnya sebagai ilmuwan, pemrogram komputer, atau ahli logika). Kecerdasan
ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil
(jikamaka, sebabakibat), fungsi logis dan abstraksiabstraksi lain. Proses yang
digunakan dalam kecerdasan matematislogis ini antara lain: kategorisasi,
klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian
hipotesis.
6.
Kecerdasan spasial
Kecerdasan spasial adalah kemampuan
dalam mempersepsi dunia spasialvisual secara akurat (misalnya sebagai
pemburu, pramuka, pemandu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasialvisual
tersebut (misalnya dekorator interior, arsitek, seniman, atau penemu).
Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan
antar unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan,
mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri
secara tepat dalam matriks spasial.
7.
Kecerdasan musikal (ritmis)
Kecerdasan musikal adalah sebuah kemampuan dalam menangani
bentukbentuk musikal dengan cara mempersepsi (misalnya sebagai penikmat musik),
membedakan (misalnya sebagai kritikus musik), mengubah (misalnya sebagai
komposer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini
meliputi kepekaan pada irama, pola titinada atau melodi, dan warna nada atau
warna suara suatu lagu. Orang dapat memiliki pemahaman musik figural atau
“atasbawah” (globalintuitif), pemahaman formal atau “bawahatas” (analitisteknis),
atau keduanya.
8.
Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah sebuah keahlian dalam mengenali dan
mengategorikan spesies –flora dan fauna– di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini
meliputi kepekaan pada fenomena alam lain (misalnya formasi awan dan
gununggunung) dan bagi mereka yang dibesarkan di perkotaan, kemampuan
membedakan benda tidak hidup, seperti mobil, sepatu karet,
dan sampul kaset CD.
9.
Kecerdasan religiusitas, spiritualitas, dan filsafat
Yaitu suatu kecerdasan terhadap
kesadaran akan adanya keberadaan Yang Tertinggi, yaitu Tuhan. Melalui kecerdasan ini, orang akan
menyadari tentang keberadaannya sebagai salah satu manusia ciptaan Tuhan di
muka bumi yang memiliki tugas untuk memakmurman bumi. Kecerdasan yang terakhir inilah yang sering disebut sebagai
kecerdasan ekstensial, yaitu kecerdasan tertinggi yang dapat melahirkan kecerdasan lainnya.
Nah, bagaimana pendapat kawan-kawan
setelah membaca ternyata ada banyak kecerdasan di dunia ini selain selama ini
yang kita kenal, yaitu kecerdasan IQ (Intellectual Quotient), EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), MQ (Moral Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient)? Bagaimana kawan-kawan, bukankah Tuhan
itu Maha Adil bukan? Maka dari itu, layaklah bagi kita jika selalu bersyukur
kepadaNya pada setiap berdiri, duduk, dan berbaring.
Sekarang tugas kita beralih kepada
bagaimana menemukan cara untuk mengetahui potensi yang dimiliki dan
memanfaatkan potensi kita tersebut dengan sebaikbaiknya. Untuk memudah kawan-kawan
dalam mencari cara kreatif menemukan metode belajar, di sini saya menyampaikan
tentang beberapa metode belajar untuk sekedar menstimulus kreatifitas dalam
menemukan metode belajar yang sesuai, yaitu: (1) metode story, (2) metode
numeric, (3) metode
asosiasi, (4) metode keyword dan mind mapping.
1.
Metode Story
Suatu
hari Budi dihadapkan dengan sebuah permasalahan yang mengharuskan ia
menghafal sebuah urutan nama benda. Gurunya memberi waktu
selama lima menit. Dan bagi siapa saja yang bisa
menghafalnya, maka ia akan bisa pulang paling awal. Berikut daftar bendabenda
tersebut:
1. Hand phone
2. Kertas
3. Kayu
4. Becak
5. Rumah
6. Gurun
7. Pohon
8. Jarum
9. Obat mata
10. Cermin
Bagaimana Si Budi menyikapinya dengan
cerdik?
Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan metode story.
Kita buat saja cerita dengan bermodalkan katakata benda
tersebut. Contoh: HP dibungkus KERTAS yang tebuat dari KAYU, lalu dibawa BECAK menuju RUMAH yang
berada di GURUN. Di sana ada POHON yang bentuknya seperti JARUM, bisa juga digunakan sebagai OBAT MATA, namun tidak bisa
dijadikan CERMIN.
Nah, mudah bukan kawan-kawan? Bisa dipastikan Si Budi bahkan
sebelum waktu lima menitpun sudah bisa menghafal dengan cepat plus
urutannya dengan sangat tepat. Tapi perlu digarisbawahi bahwa metode
ini berguna untuk merangkai kata benda. Usahakanlah dalam menghubungkan
antar kata benda tersebut kawan-kawan menghindari penggunaan
kata benda yang lain sehingga nantinya hanya akan membuat ribet.
2.
Metode Numeric
Suatu hari Budi kembali
dihadapkan dengan sebuah permasalahan yang mengharuskan dirinya mengingat
sebuah nomor telepon. Kebetulan nomor teleponnya ini adalah
nomor telepon orang yang paling dicintainya. Jadi, seolah sudah menjadi
keharusan untuk mengahapalnya. Nomor teleponnya adalah sebagai
berikut:
081312502901
Bagaimana cara kreatif menghapalnya?
Caranya gampang. Mulamula Budi
mengurutkan nomornomor satuan, seperti terlihat dari tabel berikut ini:
Angka
|
Huruf
|
0
|
Kosong
|
1
|
Satu
|
2
|
Dua
|
3
|
Tiga
|
4
|
Empat
|
5
|
Lima
|
6
|
Enam
|
7
|
Tujuh
|
8
|
Delapan
|
9
|
Sembilan
|
Lalu setelah itu ia memberi nama semua nomornomor tersebut
dengan kata benda, dan mengambil satu huruf dari setiap namanya. Seperti tabel
berikut ini.
Angka
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf Yang Diambil
|
0
|
Kosong
|
Orang
|
O
|
1
|
Satu
|
Teri
|
T
|
2
|
Dua
|
Waru
|
W
|
3
|
Tiga
|
Goa
|
G
|
4
|
Empat
|
Pir
|
P
|
5
|
Lima
|
Mie
|
M
|
6
|
Enam
|
Nuri
|
N
|
7
|
Tujuh
|
Jari
|
J
|
8
|
Delapan
|
Laci
|
L
|
9
|
Sembilan
|
Bui
|
B
|
Catatan: Usahakan anda menamakan nama tersebut (jika mau memberi nama
sendiri) dengan menggunakan kata benda supaya mudah.
Setelah itu, barulah Budi
merangkai angkaangka tersebut. Lahatlah cara kreatifnya.
0
|
8
|
1
|
3
|
1
|
2
|
5
|
0
|
2
|
9
|
0
|
1
|
O
|
L
|
T
|
G
|
T
|
W
|
M
|
O
|
W
|
B
|
O
|
T
|
Singkat cerita, dari hasil kreatifnya itu Budi
mendapatkan hasil sebagai berikut: OLa
Beli ToGe, sementara Tiwi dan MOnyet terkena WaBah Orang Tua.
Kelihatannya lucu bukan? Memang itu tujuannya, karena semakin lucu dan kreatif metode belajarnya maka semakin mudah untuk diingat.
Namun yang harus digarisbawahi adalah metode ini
tergantung kepada kreatifitas kita masingmasing. Lihatlah, di
atas Budi menyambungnyambungkan dua angka menjadi satu kata benda.
-
O
+ L = OLa
-
T
+ G = ToGe
-
dls.
Hal di atas tidak menjadi keharusan. Boleh saja kawan-kawan
menggunakan yang lain. Contoh: OLeT (maksudnya ulat) Ga TW (gak tau) MOnyet kena WaBah Orang Tua.
3.
Metode Asosiasi
Masalahpun tidak kunjung habis. Sekarang Budi
dihadapkan dengan sebuah permasalahan, yaitu menghafal beberapa surat dalam al Qur’an beserta artinya. Mulamula gurunya meminta untuk menghapalkan 10
(sepuluh) buah surat. Berikut adalah nama surat beserta artinya:
Nama Surat
|
Artinya
|
AlBaqarah
|
Sapi
betina
|
AlMaidah
|
Hidangan
|
AlAn’am
|
Binatang
ternak
|
AnNahl
|
Lebah
|
AnNaml
|
Semut
|
AlQashas
|
Ceritacerita
|
AlAnkabut
|
Labalaba
|
AzZumar
|
Rombongan
|
AlHadid
|
Besi
|
‘Abasa
|
Ia
bermuka masam
|
Nah, setelah itu kita baru menggunakan metode asosiasi. Saya
tidak akan memberi tahu apa itu arti asosiasi (silakan kawan-kawan
kalau rajin cari di kamus), namun supaya lebih mudahnya, saya menyebut metode
asosiasi ini sebagai metode “plesetan kata”, seperti yang sering diperagakan oleh para pelawak di TV
itu loch.
Seumpamanya ada seorang pelawak yang berkata Baqarah, lalu
pelawak lain seolah bodoh dan salah dengar suka bertanya, “Baqarah itu adalah
kegiatan yang suka dilakukan di puncak bukan?” lalu pelawak lain menimpali dan
menjelaskan bahwa, “Itumah bakarbakar, bukan baqarah. Baqarah yang dimaksud
sekarang adalah baqarah yang berarti sapi betina.”
Begitupun metode ini. Namun perlu digarisbawahi kembali
bahwa metode ini juga sangat bergantung kepada kreatifitas masingmasing
individu.
Berikut adalah contoh setelah melalui sedikit proses
kreatif:
Nama Surat
|
Artinya
|
Asosiasinya
|
AlBaqarah
|
Sapi
betina
|
Bakar sapi betina
|
AlMaidah
|
Hidangan
|
Ma Idah
sedang menyiapkan hidangan
|
AlAn’am
|
Binatang
ternak
|
Saya
punya an’am (enam) binatang ternak
|
AnNahl
|
Lebah
|
An Nah (Anah) takut
dengan lebah
|
AnNaml
|
Semut
|
Semut Naml
(nempel) di batu
|
AlQashas
|
Ceritacerita
|
Kosasih
sedang bercerita
|
AlAnkabut
|
Laba-laba
|
Karena
ada labalaba, suasana jadi kalangkabut
|
AzZumar
|
Rombongan
|
Si Zumar ikut pergi bersama rombongan
|
AlHadid
|
Besi
|
Pak Hadi adalah tukang besi
|
‘Abasa
|
Ia
bermuka masam
|
Pak Abas sedang jualan asam
|
Nah, untuk kawan-kawan yang masih ingin melanjutkan hafalan
suratnya, silakan hafalkan sampai 114 surat ya. Ingat!!! Semakin lucu
semakin mudah untuk diingat.
4.
Metode Keyword dan Metode Mind
Mapping
Ada sebuah kasus ketika suatu saat ada sebuah tulisan
tentang prosedur cara membuat telur mata sapi. Tulisannya atau paragrafnya
seperti ini:
a. Niatkanlah di dalam hati anda dengan
sesungguhsungguhnya niat bahwa anda akan membuat telur mata sapi.
b. Buatlah rencana secara detail tentang:
-
Bagaimana
anda membuat telur mata sapi?
-
Kapan
anda akan membuat telur mata sapi?
-
Siapa
yang akan anda mintakan bantuan?
-
Dimana
anda akan membuat telur mata sapi?
-
Berapa
biaya yang anda butuhkan untuk membuat telur mata sapi?
c. Siapkanlah bahan baku dan peralatan
kerja. Ceklah barangkali ada bahan baku yang sudah kadaluarsa. Jika demikian,
maka lebih baik anda membuangnya dan menggantinya.
d. Apabila semuanya sudah selesai, maka
mulailah untuk membuat telur mata sapi tersebut, mulai dari meracik bumbu,
memecahkan telur dan meracik telur, sampai memanaskan minyak goreng. Lalu
kemudian jika minyak sudah panas, mulailah menggoreng.
e. Terakhir adalah menindaklanjuti. Yaitu
menikmati dan jangan lupa untuk membersihkan peralatannya kalau sudah selesai memasak.
Artikel
di atas saya ambil dari bukunya Ibu Marwah Daud Ibrahim dengan sedikit
tambahan, yang membahas tentang alur dari kegiatan yang membawa sukses.
Masalahnya sekarang
adalah bagaimana kita bisa menghapalkan itu
semua? Mungkin untuk kasus di atas mudah sekali untuk dihapal,
karena kita sering membuat telur mata sapi di rumah. Namun bagi yang belum pernah sama sekali
membuat, tentu akan mengalami kesulitan yang serius.
Sekarang tibalah kawan-kawan untuk
menggunakan metode keyword, yaitu dengan cara mengambil poinpoinnya saja dalam setiap
kalimat tersebut. Berikut adalah penjelasannya.
Kalimat Ke
|
Key Word
|
1
|
Niat
|
2
|
Rencana yang detail (4W 1H)
|
3
|
Siapkan bahan baku dan peralatan
kerja
|
4
|
Proses membuat
|
5
|
Menikmati dan beresberes
|
Saya
yakin setelah kawan-kawan menemukan keyword
pada setiap kalimat, kawan-kawan selanjutnya bisa menggunakan metode story untuk menjelaskan seluruh keyword tersebut.
Bagaimanakah hubungannya dengan mind mapping?
Metode mind mapping pada awalnya dikembangkan oleh Tony Buzan. Konon katanya, metode ini biasa
digunakan oleh orangorang besar, seperti para ahli
strategi terkemuka, para penulis terkemuka, dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini saya tidak akan
membahas semuanya, karena lebih lengkapnya kawan-kawan bisa membaca bukunya
sendiri yang berjudul mind mapping karangan Tony Buzan yang tebal itu. Di sini saya hanya mengulasnya secara
sederhana saja.
Hubungan
antara key word dan mind mapping adalah saling melengkapi. Jika saja key word hanya menghadirkan suatu yang abstrak, maka mind mapping akan membantu untuk supaya
menambah ingatan melalui visualisasi. Contoh:
Saya
baru mengenal metode mind mapping dan
keyword pada saat saya di Perguruan Tinggi. Alhasil, saya merasa
menjadi orang yang
beruntung karena dapat selalu menggunakan metode mind mapping dan keyword
ini
di
setiap kelas (perkuliahan) yang saya ikuti. Hasilnya,
memang sangat menggembirakan. Saya dapat aktif di beberapa organisasi bahkan
menjadi pemimpinnya tanpa mengurangi nilainilai saya di setiap mata kuliah.
Saya dapat menyelesaikan waktu kuliah dengan tepat waktu di salah satu universitas
negeri terkemuka dengan beasiswa. Begitupun pada saat studi di jenjang master,
saya dapat lulus tepat waktu dengan beasiswa pula. Ini sebuah keajaiban bagi
saya, sebab tanpa orang banyak ketahui, saya pernah divonis memiliki nilai IQ
terendah pada saat SMA dengan nilai IQ sebesar 98. Selamat
bermetamorfosis dan
menemukan metode belajar yang kreatif sesuai dengan bakat masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar