Kamis, 09 Juli 2020

KREATIF DALAM BELAJAR


 Oleh: Qiki Qilang Syachbudy


Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah.
Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah.
Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.
Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.
Hidup adalah cinta, maka nikmatilah
(Bhagawan Sri Sthya Sai Baba)


Sengaja saya menulis bab ini karena ternyata masih banyak diantara siswa (mahasiswa) yang masih mengalami kesulitan dalam hal belajar. Bahkan mereka menjadikan alasan ini untuk tidak ikut berorganisasi. Sayang sekali kalau hal ini terjadi kepada kita. Di kesempatan yang hanya sekali seumur hidup di sekolah (universitas) ini kita tentu akan banyak mengalami kehilangan kesempatan yang sangat berharga.
Menurut pengalaman saya, belajar dan berorganisasi itu samasama pentingnya. Ada yang bilang bahwa jika diibaratkan pekerjaan, nilai itu adalah syarat untuk masuk pekerjaan, sedangkan pengalaman organisasi adalah syarat untuk naik jabatan dalam perusahaan tersebut.
Hal yang harus kita sadari adalah bahwa yang namanya “belajar” itu seharusnya tidak lagi menjadi sebuah hambatan bagi seorang siswa (mahasiswa). Mengapa demikian? Karena belajar sudah merupakan aktifitas sehari-hari dari mulai kita masuk Sekolah Dasar. Menurut logika sederhana, seharusnya kegiatan belajar sudah menjadi sebuah rutinitas dan tidak menjadi beban keterpaksaan yang membuat kita tidak bahagia dalam hidup.
Menurut pengamatan saya selama menjadi siswa (mahasiswa), masih banyak siswa (mahasiswa) yang belum efektif dan kreatif dalam belajar. Ibarat mengolah sawah, masih banyak siswa (mahasiswa) yang masih menggunakan cangkul meskipun ada teknologi yang lebih baik. Akhirnya, banyak siswa (mahasiswa) yang setiap harinya hanya disibukkan dengan belajar dan tugastugas sekolah (kuliah). Di pihak lain, ada juga siswa (mahasiswa) yang terlalu sibuk dengan kegiatan organisasi sehingga belajar yang merupakan tugas utamanya menjadi terbengkalai.
Bagi saya, kedua jenis siswa (mahasiswa) itu mencerminkan sebuah ketidakefektifan dalam mengelola diri. Padahal, semuanya bisa diakali dengan cara kreatif. Dan disinilah memang letak serunya menjadi seorang siswa (mahasiswa). Saya sangat sepakat jika ada yang menyebutkan jika sekolah (kuliah) merupakan sebuah seni mengelola diri dalam meraih pengetahuan. Kendala yang mendasar bagi seorang siswa (mahasiswa) biasanya karena belum menemukan metode belajar yang sesuai. Untuk itu, dalam kesempatan ini saya mengajukan beberapa metode belajar yang mungkin dapat memberikan inspirasi kepada kawan-kawan dalam menemukan seni belajar yang tepat.

Metode belajar
Bagi seorang siswa (mahasiswa), menemukan metode belajar yang tepat adalah suatu hal yang sangat penting. Mengapa demikian? Karena dengan memiliki metode belajar yang tepat, kita dapat menghemat waktu dalam proses belajar sehingga waktu yang tersisa dapat kita gunakan untuk kegiatan lainnya yang bermanfaat di masa depan.
Pada dasarnya, metode belajar itu tidak ada yang sempurna. Hal itu tergantung dari kecocokan setiap individu. Di dunia ini, mungkin terdapat ratusan bahkan ribuan cara orang belajar. Karena pada intinya, belajar itu adalah sebuah proses dalam memahami sesuatu, sehingga seseorang paham terhadap suatu fenomena yang terjadi. Metode belajar adalah sebuah cara kreatif seseorang dalam memahami pelajarannya. Yang namanya kreatif itu kan tidak bisa dihitung jumlahnya. Pada intinya, terserah kepada kita tentang bagaimana caranya belajar. Yang terpenting kita asyik, bisa paham pelajaran, dan pelajaran tersebut dapat nempel di otak kita sehingga kemudian bisa diaplikasikan ketika kita membutuhkannya.
Semasa sekolah (kuliah), saya banyak menemui siswa (mahasiswa) yang putus asa karena merasa dirinya bodoh. Setelah demikian, biasanya siswa (mahasiswa) tersebut akan kehilangan kepercayaan diri. Mereka biasanya akan selalu mencoba mengikuti cara belajar orang lain, dan selalu terombang ambing dengan keadaan sekitarnya dengan penuh kebingungan.
Hal yang harus kita sadari bersama adalah dengan menyadari bahwa Tuhan itu menciptakan diri kita masingmasing dengan keunikan yang berbedabeda. Kita tentu kurang tepat kalau menganggap bahwa setiap orang diciptakan sama. Padahal, kita diciptakan Tuhan mulai dari keadaan fisikpun sudah berbedabeda, meskipun itu saudara kembar. Jika diibaratkan sebuah buku, dari judul atau covernya pun kita sudah bedabeda. Jadi bisa dipastikan bahwa isinya pun tentulah banyak perbedaannya.
Nah, berangkat dari pemahaman inilah kita harus senantiasa percaya diri dengan potensi dan keunikan yang kita miliki. Kita harus sadar dan sabar jikalau ada teman kita yang memiliki kecepatan untuk memahami yang sangat mengagumkan. Jangan sekalikali minder, cepatlah sadar bahwa potensi kita berbeda. Mungkin orang lain bisa cepat paham, namun kita juga bisa paham, hanya saja lama waktunya yang berbeda. Maka dari itu, lebih tekunlah dalam belajar, sambil mencari jalan yang cerdik bagaimana kita bisa memiliki kecepatan pemahaman seperti yang teman kita miliki.
Kawan-kawan, saya hanya mengingatkan kembali bahwa banyak orangorang yang divonis bodoh dan bahkan lebih bodoh melebihi kebodohan kita sekarang. Namun dalam kenyataannya, sejarah telah membuktikan, bahwa berkat ketekunan dan keuletannya, mereka akhirnya bisa bangkit dan mengubah keadaan. Maka dari itu, kita harus selalu menyadari bahwa ketekunan dan keuletan adalah sumber dari segala keberuntungan.
Kawan-kawan tentu sudah banyak membaca tentang arti sebuah angka IQ. Diantaranya menyebutkan bahwa IQ itu hanya berkontribusi sebesar 1% dari 100% kesuksesan yang diraih oleh seseorang. Saya tegaskan, bahwa hal itu sangat benar, sesuai dengan perkataan Benjamin Franklin yang menyebutkan bahwa ketekunan adalah ibu dari segala kemujuran, bukan IQ kan?
Namun pada kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari, walaupun kita sudah berkalikali membaca bahwa IQ hanya 1% saja berkontribusi terhadap kesuksesan, namun tetap saja ada perasaan minder atau rendah diri pada diri kita. Kadang kita merasa seperti rakyat kelas dua dan sebagainya. Kadang yang lebih fatalnya lagi, di lingkungan sekolah (kuliah) atau kampus, kita sering terjebak dengan anggapan bahwa orang yang berIQ tinggi adalah orang yang juga memiliki kemampuan memimpin yang baik dan sangat berpotensi pada berbagai hal. Padahal pada kenyataannya tidak demikian. Semua manusia diciptakan Tuhan dengan seperangkat kecerdasannya masingmasing.
Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang apa itu kecerdasan, saat ini sudah banyak dikenal tentang kecerdasan majemuk, yaitu semua jenis kecerdasan pada diri manusia yang membuat mereka berbeda potensi antara satu dengan yang lainnya. Berikut akan dijelaskan mengenai jenisjenis kecerdasan majemuk tersebut, yaitu:

1.     Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah sebuah kecerdasan dalam mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak dan isyarat. Dalam pengertian sederhananya kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang dalam menanggapi suasana hati orang lain sehingga ia akan mampu bertindak secara efektik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya ia akan mampu memengaruhi dan menjadi pemimpin bagi orang lain.

2.    Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah sebuah kemampuan dalam memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri), kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, memahami dan menghargai diri.

3.    Kecerdasan kinestetisjasmani
Kecerdasan kinestetisjasmani adalah sebuah kecerdasan dalam menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain pantomime, atlet, dan penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya sebagai perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah, dan lainnya). Kecerdasan ini meliputi kemampuankemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan haptic).

4.    Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik adalah sebuah kemampuan dalam menggunakan katakata secara efektif, baik secara lisan (misalnya pendongeng, orator, atau politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktisi bahasa. Pengunaan bahasa ini antara lain mencakup retorika (penggunaan bahasa untuk memengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu), hafalan (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi), eksplanasi (penggunaan bahasa untuk memberi informasi), dan metabahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri).

5.    Kecerdasan matematislogis
Kecerdasan matematislogis adalah suatu kecerdasan dalam menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran dengan benar (misalnya sebagai ilmuwan, pemrogram komputer, atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil (jikamaka, sebabakibat), fungsi logis dan abstraksiabstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematislogis ini antara lain: kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesis.  

6.    Kecerdasan spasial
Kecerdasan spasial adalah kemampuan dalam mempersepsi dunia spasialvisual secara akurat (misalnya sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentransformasikan persepsi dunia spasialvisual tersebut (misalnya dekorator interior, arsitek, seniman, atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial.  

7.    Kecerdasan musikal (ritmis)
Kecerdasan musikal adalah sebuah kemampuan dalam menangani bentukbentuk musikal dengan cara mempersepsi (misalnya sebagai penikmat musik), membedakan (misalnya sebagai kritikus musik), mengubah (misalnya sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titinada atau melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu. Orang dapat memiliki pemahaman musik figural atau “atasbawah” (globalintuitif), pemahaman formal atau “bawahatas” (analitisteknis), atau keduanya.

8.    Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah sebuah keahlian dalam mengenali dan mengategorikan spesies –flora dan fauna– di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lain (misalnya formasi awan dan gununggunung) dan bagi mereka yang dibesarkan di perkotaan, kemampuan membedakan benda tidak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset CD.

9.    Kecerdasan religiusitas, spiritualitas, dan filsafat
Yaitu suatu kecerdasan terhadap kesadaran akan adanya keberadaan Yang Tertinggi, yaitu Tuhan. Melalui kecerdasan ini, orang akan menyadari tentang keberadaannya sebagai salah satu manusia ciptaan Tuhan di muka bumi yang memiliki tugas untuk memakmurman bumi. Kecerdasan yang terakhir inilah yang sering disebut sebagai kecerdasan ekstensial, yaitu kecerdasan tertinggi yang dapat melahirkan kecerdasan lainnya.

Nah, bagaimana pendapat kawan-kawan setelah membaca ternyata ada banyak kecerdasan di dunia ini selain selama ini yang kita kenal, yaitu kecerdasan IQ (Intellectual Quotient), EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), MQ (Moral Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient)? Bagaimana kawan-kawan, bukankah Tuhan itu Maha Adil bukan? Maka dari itu, layaklah bagi kita jika selalu bersyukur kepadaNya pada setiap berdiri, duduk, dan berbaring.
Sekarang tugas kita beralih kepada bagaimana menemukan cara untuk mengetahui potensi yang dimiliki dan memanfaatkan potensi kita tersebut dengan sebaikbaiknya. Untuk memudah kawan-kawan dalam mencari cara kreatif menemukan metode belajar, di sini saya menyampaikan tentang beberapa metode belajar untuk sekedar menstimulus kreatifitas dalam menemukan metode belajar yang sesuai, yaitu: (1) metode story, (2) metode numeric, (3) metode asosiasi, (4) metode keyword dan mind mapping.

1.     Metode Story
Suatu hari Budi dihadapkan dengan sebuah permasalahan yang mengharuskan ia menghafal sebuah urutan nama benda. Gurunya memberi waktu selama lima menit. Dan bagi siapa saja yang bisa menghafalnya, maka ia akan bisa pulang paling awal. Berikut daftar bendabenda tersebut:

1.    Hand phone
2.    Kertas
3.    Kayu
4.    Becak
5.    Rumah
6.    Gurun
7.    Pohon
8.    Jarum
9.    Obat mata
10.     Cermin

Bagaimana Si Budi menyikapinya dengan cerdik?
Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan metode story.
Kita buat saja cerita dengan bermodalkan katakata benda tersebut. Contoh: HP dibungkus KERTAS yang tebuat dari KAYU, lalu dibawa BECAK menuju RUMAH yang berada di GURUN. Di sana ada POHON yang bentuknya seperti JARUM, bisa juga digunakan sebagai OBAT MATA, namun tidak bisa dijadikan CERMIN.
Nah, mudah bukan kawan-kawan? Bisa dipastikan Si Budi bahkan sebelum waktu lima menitpun sudah bisa menghafal dengan cepat plus urutannya dengan sangat tepat. Tapi perlu digarisbawahi bahwa metode ini berguna untuk merangkai kata benda. Usahakanlah dalam menghubungkan antar kata benda tersebut kawan-kawan menghindari penggunaan kata benda yang lain sehingga nantinya hanya akan membuat ribet.

2.    Metode Numeric
Suatu hari Budi kembali dihadapkan dengan sebuah permasalahan yang mengharuskan dirinya mengingat sebuah nomor telepon. Kebetulan nomor teleponnya ini adalah nomor telepon orang yang paling dicintainya. Jadi, seolah sudah menjadi keharusan untuk mengahapalnya. Nomor teleponnya adalah sebagai berikut:
081312502901
Bagaimana cara kreatif menghapalnya?
Caranya gampang. Mulamula Budi mengurutkan nomornomor satuan, seperti terlihat dari tabel berikut ini:

Angka
Huruf
0
Kosong
1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan

Lalu setelah itu ia memberi nama semua nomornomor tersebut dengan kata benda, dan mengambil satu huruf dari setiap namanya. Seperti tabel berikut ini.
   
Angka
Huruf
Nama
Huruf Yang Diambil
0
Kosong
Orang
O
1
Satu
Teri
T
2
Dua
Waru
W
3
Tiga
Goa
G
4
Empat
Pir
P
5
Lima
Mie
M
6
Enam
Nuri
N
7
Tujuh
Jari
J
8
Delapan
Laci
L
9
Sembilan
Bui
B

Catatan: Usahakan anda menamakan nama tersebut (jika mau memberi nama sendiri) dengan menggunakan kata benda supaya mudah.

Setelah itu, barulah Budi merangkai angkaangka tersebut. Lahatlah cara kreatifnya.

0
8
1
3
1
2
5
0
2
9
0
1
O
L
T
G
T
W
M
O
W
B
O
T

Singkat cerita, dari hasil kreatifnya itu Budi mendapatkan hasil sebagai berikut: OLa Beli ToGe, sementara Tiwi dan MOnyet terkena WaBah Orang Tua.
Kelihatannya lucu bukan? Memang itu tujuannya, karena semakin lucu dan kreatif metode belajarnya maka semakin mudah untuk diingat.
Namun yang harus digarisbawahi adalah metode ini tergantung kepada kreatifitas kita masingmasing. Lihatlah, di atas Budi menyambungnyambungkan dua angka menjadi satu kata benda.
-       O + L = OLa
-       T + G = ToGe
-       dls.

Hal di atas tidak menjadi keharusan. Boleh saja kawan-kawan menggunakan yang lain. Contoh: OLeT (maksudnya ulat) Ga TW (gak tau) MOnyet kena WaBah Orang Tua.

3.    Metode Asosiasi

Masalahpun tidak kunjung habis. Sekarang Budi dihadapkan dengan sebuah permasalahan, yaitu menghafal beberapa surat dalam al Qur’an beserta artinya. Mulamula gurunya meminta untuk menghapalkan 10 (sepuluh) buah surat. Berikut adalah nama surat beserta artinya:

Nama Surat
Artinya
AlBaqarah
Sapi betina
AlMaidah
Hidangan
AlAn’am
Binatang ternak
AnNahl
Lebah
AnNaml
Semut
AlQashas
Ceritacerita
AlAnkabut
Labalaba
AzZumar
Rombongan
AlHadid
Besi
‘Abasa
Ia bermuka masam

Nah, setelah itu kita baru menggunakan metode asosiasi. Saya tidak akan memberi tahu apa itu arti asosiasi (silakan kawan-kawan kalau rajin cari di kamus), namun supaya lebih mudahnya, saya menyebut metode asosiasi ini sebagai metode plesetan kata, seperti yang sering diperagakan oleh para pelawak di TV itu loch.  
Seumpamanya ada seorang pelawak yang berkata Baqarah, lalu pelawak lain seolah bodoh dan salah dengar suka bertanya, “Baqarah itu adalah kegiatan yang suka dilakukan di puncak bukan?” lalu pelawak lain menimpali dan menjelaskan bahwa, “Itumah bakarbakar, bukan baqarah. Baqarah yang dimaksud sekarang adalah baqarah yang berarti sapi betina.”
Begitupun metode ini. Namun perlu digarisbawahi kembali bahwa metode ini juga sangat bergantung kepada kreatifitas masingmasing individu.
Berikut adalah contoh setelah melalui sedikit proses kreatif:

Nama Surat
Artinya
Asosiasinya
AlBaqarah
Sapi betina
Bakar sapi betina
AlMaidah
Hidangan
Ma Idah sedang menyiapkan hidangan
AlAn’am
Binatang ternak
Saya punya an’am (enam) binatang ternak
AnNahl
Lebah
An Nah (Anah) takut dengan lebah
AnNaml
Semut
Semut Naml (nempel) di batu
AlQashas
Ceritacerita
Kosasih sedang bercerita
AlAnkabut
Laba-laba
Karena ada labalaba, suasana jadi kalangkabut
AzZumar
Rombongan
Si Zumar ikut pergi bersama rombongan
AlHadid
Besi
Pak Hadi adalah tukang besi
‘Abasa
Ia bermuka masam
Pak Abas sedang jualan asam

Nah, untuk kawan-kawan yang masih ingin melanjutkan hafalan suratnya, silakan hafalkan sampai 114 surat ya. Ingat!!! Semakin lucu semakin mudah untuk diingat.

4.    Metode Keyword dan Metode Mind Mapping

Ada sebuah kasus ketika suatu saat ada sebuah tulisan tentang prosedur cara membuat telur mata sapi. Tulisannya atau paragrafnya seperti ini:

a.    Niatkanlah di dalam hati anda dengan sesungguhsungguhnya niat bahwa anda akan membuat telur mata sapi.
b.    Buatlah rencana secara detail tentang:
-       Bagaimana anda membuat telur mata sapi?
-       Kapan anda akan membuat telur mata sapi?
-       Siapa yang akan anda mintakan bantuan?
-       Dimana anda akan membuat telur mata sapi?
-       Berapa biaya yang anda butuhkan untuk membuat telur mata sapi?
c.    Siapkanlah bahan baku dan peralatan kerja. Ceklah barangkali ada bahan baku yang sudah kadaluarsa. Jika demikian, maka lebih baik anda membuangnya dan menggantinya.
d.    Apabila semuanya sudah selesai, maka mulailah untuk membuat telur mata sapi tersebut, mulai dari meracik bumbu, memecahkan telur dan meracik telur, sampai memanaskan minyak goreng. Lalu kemudian jika minyak sudah panas, mulailah menggoreng.
e.    Terakhir adalah menindaklanjuti. Yaitu menikmati dan jangan lupa untuk membersihkan peralatannya kalau sudah selesai memasak.

Artikel di atas saya ambil dari bukunya Ibu Marwah Daud Ibrahim dengan sedikit tambahan, yang membahas tentang alur dari kegiatan yang membawa sukses.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana kita bisa menghapalkan itu semua? Mungkin untuk kasus di atas mudah sekali untuk dihapal, karena kita sering membuat telur mata sapi di rumah. Namun bagi yang belum pernah sama sekali membuat, tentu akan mengalami kesulitan yang serius.
Sekarang tibalah kawan-kawan untuk menggunakan metode keyword, yaitu dengan cara mengambil poinpoinnya saja dalam setiap kalimat tersebut. Berikut adalah penjelasannya.

Kalimat Ke
Key Word
1
Niat
2
Rencana yang detail (4W 1H)
3
Siapkan bahan baku dan peralatan kerja
4
Proses membuat
5
Menikmati dan beresberes

Saya yakin setelah kawan-kawan menemukan keyword pada setiap kalimat, kawan-kawan selanjutnya bisa menggunakan metode story untuk menjelaskan seluruh keyword tersebut.

Bagaimanakah hubungannya dengan mind mapping?

Metode mind mapping pada awalnya dikembangkan oleh Tony Buzan. Konon katanya, metode ini biasa digunakan oleh orangorang besar, seperti para ahli strategi terkemuka, para penulis terkemuka, dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas semuanya, karena lebih lengkapnya kawan-kawan bisa membaca bukunya sendiri yang berjudul mind mapping karangan Tony Buzan yang tebal itu. Di sini saya hanya mengulasnya secara sederhana saja.
Hubungan antara key word dan mind mapping adalah saling melengkapi. Jika saja key word hanya menghadirkan suatu yang abstrak, maka mind mapping akan membantu untuk supaya menambah ingatan melalui visualisasi. Contoh:


 Saya baru mengenal metode mind mapping dan keyword pada saat saya di Perguruan Tinggi. Alhasil, saya merasa menjadi orang yang beruntung karena dapat selalu menggunakan metode mind mapping dan keyword ini di setiap kelas (perkuliahan) yang saya ikuti. Hasilnya, memang sangat menggembirakan. Saya dapat aktif di beberapa organisasi bahkan menjadi pemimpinnya tanpa mengurangi nilainilai saya di setiap mata kuliah. Saya dapat menyelesaikan waktu kuliah dengan tepat waktu di salah satu universitas negeri terkemuka dengan beasiswa. Begitupun pada saat studi di jenjang master, saya dapat lulus tepat waktu dengan beasiswa pula. Ini sebuah keajaiban bagi saya, sebab tanpa orang banyak ketahui, saya pernah divonis memiliki nilai IQ terendah pada saat SMA dengan nilai IQ sebesar 98. Selamat bermetamorfosis dan menemukan metode belajar yang kreatif sesuai dengan bakat masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar