Kamis, 09 Juli 2020

DAHULUKAN YANG LEBIH URGENT


Oleh: Qiki Qilang Syachbudy


Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar
bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati
sebuah jurang dengan dua lompatan kecil
(David Lloyd George)


Tahukah kawan-kawan kenapa saya pada bab ini memberikan judul seperti tertulis di atas?
Kawan-kawan mungkin pernah menerima pertanyaan dari orang lain tentang kegiatan apa yang seharusnya di dahulukan. Begitu banyak memang pilihan di luar sana yang mungkin samasama menggiurkan, atau samasama beresikonya, atau samasama pentingnya.
Mengenai penting atau tak pentingnya sebuah kegiatan, saya rasa itu adalah hal yang sangat personal sekali. Semua orang dapat secara bebas untuk menentukan baginya mana yang penting dan tidak penting.  Contohnya saja ketika kita mendengar seseorang bertanya tentang mana yang harus di dahulukan antara sekolah (kuliah) dengan menghadiri pemakaman saudara dekat. Dalam hal ini tentu kita mengajukan jawaban menurut sudut pandang kita. Seandainya sudut pandang kita itu sama dengan sang penanya, tentu tawaran kita itu akan diambilnya. Namun jika tidak, sang penanya akan selalu mengajukan alasanalasan lain yang lebih kuat. Dengan kata lain, sang penanya itu hanya ingin mendapatkan dukungan, bukan sebuah penolakan.
Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai hal mana yang harus didahulukan di sini memang setiap orang sudah punya landasan masingmasing dalam menentukannya. Namun disini saya hanya ingin mengajak untuk samasama menyadari akan kesempatan dan tujuan jangka panjang kita yang saya yakin kawan-kawan sudah mengisinya pada buku tujuan hidup pada bab pertama buku ini.
Kedua poin ini, yaitu kesempatan dan tujuan jangka panjang, harus selalu menjadi dasar atau alasan mengapa kita melakukan sesuatu, tentunya setelah yang pertama diniatkan karena Tuhan.

Kesempatan dan Tujuan Jangka Panjang

Kita semua tentunya sering mendengar bahwa kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kali atau dalam bahasa Inggrisnya “chance never comes twice”. Terserah jika selanjutnya banyak yang menyangkal akan pepatah tersebut. Disini saya hanya ingin mengambil hal positifnya, yaitu dengan kita berpikir bahwa kesempatan itu hanya datang satu kali, maka kita akan lebih benar-benar dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Seandainya saja malaikat membisikkan kepada kita bahwa kita akan meninggal besok pagi. Kirakira apa yang terbayang pada benak kawan-kawan? Kirakira apa yang akan dilakukan oleh kawan-kawan? Kita semua yakin tentunya bagi yang beragama dan percaya akan surga dan neraka, ketika mendengar kabar dari malaikat tersebut maka kita akan berusaha untuk bertaubat dan meminta maaf kepada setiap manusia yang dahulu pernah disakiti hatinya atau mungkin siapapun yang berpapasan jalan dengan kita. Lalu pertanyaannya, kenapa kita melakukan hal itu semua? Jawabannya adalah karena kita ingin masuk surga, dan kita tahu bahwa kesempatan kita untuk masuk surga hanya tinggal hari ini saja.
Begitu pula mungkin kalau bisa saya anjurkan, supaya kawan-kawan pun selalu memanfaatkan segala kesempatan kebaikan yang datang dengan merasa seolaholah kita akan meninggal besok, sehingga kita akan berbuat secara maksimal.
Selama saya menjalani status sebagai siswa (mahasiswa), banyak di antara kawan-kawan yang mengalami disoriented. Banyak diantara mereka yang terlalu sibuk di luar urusan persekolah (kuliahan). Ada yang sibuk di organisasiorganisasi, ada yang sibuk di wirausaha, ada yang sibuk mencari kerja sampingan untuk menambah uang saku (kerja freelance), atau ada juga yang sibuk setiap malam nongkrong di warung kopi atau di depan game online. Saya banyak menemukan siswa (mahasiswa) yang mengalami disoriented ini pada akhirnya mereka tidak cemerlang dalam pencapaian belajar keilmuan di bidangnya, bahkan banyak diantaranya yang mengalami Drop Out (DO). Hal ini sangat disayangkan, padahal, sekolah (kuliah) itu ada batasnya. Setelah itu, kita semua bebas untuk melakukan apapun. Setelah kita menyelesaikan sekolah (kuliah) dengan meraih hasil yang cemerlang tentu selain kita senang, orangorang yang berada di sekitar kita juga ikut senang. Ketika lulus, kita juga bahagia karena sudah banyak pekerjaan yang menanti, dan jikapun ingin melanjutkan pendidikan, banyak beasiswa yang dapat diraih.
Maksud saya memaparkan ini adalah bukan bermaksud untuk membatasi. Silakan saja kawan-kawan untuk berwirausaha, kerja freelance, berorganisasi, atau bermain. Silakan sesukasukanya kawan-kawan lakukan. Tapi ingat, sebagai orang yang sudah banyak memakan asam dan garam, saya ingin menyampaikan bahwa status siswa (mahasiswa) adalah sebagai pelajar dan pencari ilmu. Tentu saja sebagai pencari ilmu kita harus benar-benar dalam hal mencari ilmu. Maksud saya, kita harus menempatkan aktifitas mencari ilmu ini sebagai aktifitas utama, aktifitas di atas aktifitas lainnya. Maksudnya adalah, bahwa aktifitas lainnya hanyalah sebagai bumbu saja. Ketika berstatus sebagai siswa (mahasiswa), maka kita harus bersedia dan rela untuk berdarahdarah dalam berusaha untuk menguasai ilmu yang diberikan. 
Lebih bagus memang jika kawan-kawan bisa aktif di dalam organisasi, lalu aktif juga dalam kewirausahaan, bekerja juga, sementara main dengan kawan-kawan tak terganggu. Tapi kalau kawan-kawan tak sanggup meramu hal itu semua, saya hanya menyarankan agar menghentikan semua kegiatan, dan hanya berfokus kepada belajar.
Bagi saya, predikat seorang pembelajar adalah predikat intelektual tertinggi. Percayalah kawan, hanya dengan ilmu kita bisa merubah dunia, hanya dengan ilmu kita bisa terhormat, hanya dengan ilmu kita bisa masuk surga, dan hanya dengan ilmulah Tuhan mengangkat derajat kita. Ilmu apapun! Semuanya ilmu Tuhan. Bukankah Tuhan sendiri sudah berfirman di dalam surat alMujadalah ayat 11 yang artinya: “... Allah akan mengangkat (derajat) orangorang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa derajat....”.
So, gunakanlah masa kawan-kawan ketika berstatus sebagai siswa (mahasiswa) untuk belajar. Manfaatkanlah saat ini, manfaatkanlah kesempatan ini, selagi Tuhan memberi kesempatan, selagi orang tua kita mampu membiayai. Karena di luar sana, masih banyak anakanak bangsa yang ingin sekolah (kuliah) namun karena mereka kekurangan biaya, mereka hanya bisa menjerit di dalam hatinya. Kalau sekiranya kita hanya mainmain dalam sekolah (kuliah), saya mengajak kawan-kawan untuk bersamasama berhenti menyandang status sebagai siswa (mahasiswa), dan biarkan orangorang yang lebih pantas untuk mengganti tempattempat kita itu. Karena saya yakin kualitas mereka sama saja seperti kita atau bahkan akan lebih baik daripada kita.
Dahulukanlah yang lebih urgent, itulah yang saya ingin diskusikan disini. Semuanya ada masanya, semuanya ada episodenya. Semua episode itu hanya Tuhan berikan untuk menawarkan sebuah peluang kepada kita. Ada peluang yang datang hanya sekali dalam hidup, kerjakanlah terlebih dahulu, sedangkan ada peluang yang datangnya berkalikali dalam hidup atau bahkan kita bisa ciptakan sendiri, simpanlah dahulu untuk hari kemudian. Dan selalulah kawan-kawan untuk menyadari akan tujuan jangka panjang, dan yakinilah bahwa hal itu akan membuat kita bahagia kelak di kemudian hari. Perjuangkanlah!! Karena sesungguhnya siapa yang bersungguhsungguh, dia akan berhasil. Prinsip ini sama juga dengan kata mutiara dalam bahasa Arab “Man Jadda wa Jada: Orang yang bersungguhsungguh pasti ia akan berhasil”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar