Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar
bila memang itu diperlukan. Anda takkan bisa meloncati
sebuah jurang dengan dua lompatan kecil
(David Lloyd George)
Tahukah kawan-kawan
kenapa saya pada bab ini memberikan judul seperti tertulis di atas?
Kawan-kawan mungkin pernah menerima pertanyaan dari orang
lain tentang kegiatan apa yang seharusnya di dahulukan. Begitu banyak memang
pilihan di luar sana yang mungkin samasama menggiurkan, atau samasama
beresikonya, atau samasama pentingnya.
Mengenai penting atau tak pentingnya sebuah kegiatan, saya
rasa itu adalah hal yang sangat personal sekali. Semua orang dapat secara bebas untuk
menentukan baginya mana yang penting dan tidak penting. Contohnya
saja ketika kita mendengar seseorang bertanya tentang mana yang harus di
dahulukan antara sekolah (kuliah) dengan menghadiri pemakaman saudara dekat.
Dalam hal ini tentu kita mengajukan jawaban menurut sudut pandang kita.
Seandainya sudut pandang kita itu sama dengan sang penanya, tentu tawaran kita
itu akan diambilnya. Namun jika tidak, sang penanya akan selalu mengajukan
alasanalasan lain yang lebih kuat. Dengan kata lain, sang penanya itu hanya
ingin mendapatkan dukungan, bukan sebuah penolakan.
Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai
hal mana yang harus didahulukan di sini memang setiap orang sudah punya
landasan masingmasing dalam menentukannya. Namun disini saya hanya ingin mengajak
untuk samasama menyadari akan kesempatan dan tujuan jangka panjang
kita yang saya yakin kawan-kawan sudah mengisinya pada buku tujuan hidup pada
bab pertama buku ini.
Kedua poin ini, yaitu kesempatan dan tujuan jangka
panjang, harus selalu menjadi dasar atau alasan
mengapa kita melakukan sesuatu, tentunya setelah yang pertama diniatkan karena
Tuhan.
Kesempatan dan Tujuan Jangka Panjang
Kita semua tentunya sering mendengar bahwa kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kali atau
dalam bahasa Inggrisnya “chance never comes twice”.
Terserah jika selanjutnya banyak yang menyangkal akan pepatah tersebut. Disini
saya hanya ingin mengambil hal positifnya, yaitu dengan kita berpikir bahwa
kesempatan itu hanya datang satu kali, maka kita
akan lebih benar-benar dalam memanfaatkan peluang tersebut.
Seandainya saja malaikat membisikkan kepada kita bahwa kita
akan meninggal besok pagi. Kirakira apa yang terbayang pada benak kawan-kawan? Kirakira
apa yang akan dilakukan oleh kawan-kawan? Kita semua yakin tentunya bagi yang
beragama dan percaya akan surga dan neraka, ketika mendengar kabar dari malaikat
tersebut maka kita akan berusaha untuk bertaubat dan
meminta maaf kepada setiap manusia yang dahulu pernah disakiti
hatinya atau mungkin siapapun yang berpapasan jalan dengan kita. Lalu
pertanyaannya, kenapa kita melakukan hal itu semua? Jawabannya adalah karena
kita ingin masuk surga, dan kita tahu bahwa kesempatan kita untuk masuk surga
hanya tinggal hari ini saja.
Begitu pula mungkin kalau bisa saya
anjurkan, supaya kawan-kawan pun selalu memanfaatkan segala
kesempatan kebaikan yang datang dengan merasa seolaholah kita akan
meninggal besok, sehingga kita akan
berbuat secara maksimal.
Selama saya menjalani status sebagai siswa
(mahasiswa), banyak di antara kawan-kawan yang mengalami disoriented. Banyak
diantara mereka yang terlalu sibuk di luar urusan persekolah (kuliahan). Ada yang sibuk di organisasiorganisasi, ada yang sibuk di wirausaha, ada
yang sibuk mencari kerja sampingan untuk menambah uang saku (kerja freelance), atau ada juga yang sibuk setiap malam
nongkrong di warung kopi atau di depan game online. Saya banyak menemukan siswa (mahasiswa)
yang mengalami disoriented ini pada akhirnya mereka tidak
cemerlang dalam pencapaian belajar keilmuan di bidangnya, bahkan banyak
diantaranya yang mengalami Drop Out (DO). Hal ini sangat disayangkan,
padahal, sekolah (kuliah) itu ada batasnya. Setelah itu, kita semua bebas untuk
melakukan apapun. Setelah kita menyelesaikan sekolah (kuliah) dengan meraih
hasil yang cemerlang tentu selain kita senang, orangorang yang berada di
sekitar kita juga ikut senang. Ketika lulus, kita juga bahagia karena sudah
banyak pekerjaan yang menanti, dan jikapun ingin melanjutkan pendidikan, banyak
beasiswa yang dapat diraih.
Maksud saya memaparkan ini adalah bukan
bermaksud untuk membatasi. Silakan saja kawan-kawan
untuk berwirausaha, kerja freelance, berorganisasi, atau bermain. Silakan sesukasukanya kawan-kawan lakukan.
Tapi ingat, sebagai orang yang sudah banyak memakan asam dan garam, saya ingin menyampaikan bahwa
status siswa (mahasiswa) adalah sebagai pelajar dan pencari
ilmu. Tentu saja sebagai pencari ilmu kita
harus benar-benar dalam hal mencari ilmu. Maksud saya, kita harus menempatkan aktifitas mencari
ilmu ini sebagai aktifitas utama, aktifitas di atas aktifitas lainnya.
Maksudnya adalah, bahwa aktifitas lainnya hanyalah sebagai bumbu saja. Ketika berstatus sebagai siswa (mahasiswa),
maka kita harus bersedia dan rela untuk berdarahdarah dalam berusaha untuk
menguasai ilmu yang diberikan.
Lebih bagus memang jika kawan-kawan bisa aktif di dalam organisasi, lalu aktif juga
dalam kewirausahaan, bekerja juga, sementara main dengan kawan-kawan tak
terganggu. Tapi kalau kawan-kawan tak sanggup meramu hal itu semua, saya hanya
menyarankan agar menghentikan semua kegiatan, dan hanya berfokus
kepada belajar.
Bagi saya, predikat seorang pembelajar adalah predikat
intelektual tertinggi. Percayalah kawan, hanya dengan ilmu
kita bisa merubah dunia, hanya dengan ilmu kita bisa terhormat, hanya dengan
ilmu kita bisa masuk surga, dan hanya dengan ilmulah Tuhan mengangkat derajat
kita. Ilmu apapun! Semuanya ilmu Tuhan. Bukankah Tuhan sendiri sudah berfirman di dalam surat
alMujadalah ayat 11 yang artinya: “... Allah akan mengangkat (derajat)
orangorang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu beberapa
derajat....”.
So, gunakanlah masa kawan-kawan
ketika berstatus
sebagai siswa (mahasiswa) untuk belajar. Manfaatkanlah
saat ini, manfaatkanlah kesempatan ini, selagi Tuhan memberi
kesempatan, selagi orang tua kita mampu membiayai. Karena di
luar sana, masih banyak anakanak bangsa yang ingin sekolah (kuliah) namun karena mereka kekurangan biaya,
mereka hanya bisa menjerit di dalam hatinya. Kalau
sekiranya kita hanya mainmain dalam sekolah (kuliah), saya
mengajak kawan-kawan untuk bersamasama berhenti menyandang status sebagai siswa (mahasiswa), dan biarkan orangorang yang lebih pantas untuk mengganti
tempattempat kita itu. Karena saya yakin kualitas mereka sama saja seperti kita
atau bahkan akan lebih baik daripada kita.
Dahulukanlah yang lebih urgent, itulah yang saya ingin diskusikan disini. Semuanya ada
masanya, semuanya ada episodenya. Semua episode itu hanya Tuhan berikan untuk
menawarkan sebuah peluang kepada kita. Ada peluang yang datang hanya
sekali dalam hidup, kerjakanlah terlebih dahulu, sedangkan ada peluang yang
datangnya berkalikali dalam hidup atau bahkan kita bisa ciptakan sendiri,
simpanlah dahulu untuk hari kemudian. Dan selalulah kawan-kawan untuk
menyadari akan tujuan jangka panjang, dan yakinilah bahwa hal itu akan membuat kita bahagia kelak di
kemudian hari. Perjuangkanlah!! Karena sesungguhnya siapa yang bersungguhsungguh,
dia akan berhasil. Prinsip ini sama
juga dengan kata mutiara dalam bahasa Arab “Man Jadda wa Jada: Orang yang
bersungguhsungguh pasti ia akan berhasil”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar