Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014
Lahirnya HMI pada tahun 1947 tidak lepas dari suatu semangat dalam
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Kesadaran tersebut timbul atas dasar keyakinan bahwa diperlukan
sebuah kerja bersama dalam proses membangun masyarakat. Maka pada waktu itu
sekumpulan mahasiswa Islam yang dipelopori oleh Lafran Pane dan kawan-kawan
mengucapkan perasaan, kemauan, dan pikirannya dalam faham agama Islam untuk
menyalurkannya melalui suatu organisasi sebagai alat untuk mengabdi kepada
agama, nusa dan bangsa. Hal itulah yang kemudian menjadi landasan terbentuknya
Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Februari tahun 1947.
Seiring berjalannya waktu, sejarah telah membuktikan bahwa kader-kader HMI
telah banyak berkiprah dalam proses kemajuan bangsa. Alumni-alumni HMI yang
tersebar dalam berbagai bidang kehidupan (seperti akademisi, sosial budaya,
entrepreneur, ekonomi, politik, pers, LSM, birokrasi, dll.) telah setia menjadi
pengawal pergerakan kemajuan bangsa Indonesia sampai saat ini. Berbagai karya
dan nama besar alumni HMI telah banyak berserakan di sepanjang jalan sejarah
Indonesia. Hal ini tentulah sangat wajar karena di HMI, kader-kader muda Islam
secara serius batinnya selalu dikenalkan (didakwahkan) dengan tujuan HMI, yaitu
terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam serta
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
SWT. Hal itu sesuai dengan ruh pergerakan Islam yang tercermin dalam kata Iman,
Ilmu, dan Amal.
Tantangan zaman demi tantangan zaman telah HMI lalui dengan berbagai cerita
yang berbeda. Ada cerita yang mengenakkan dan ada pula cerita yang tidak
mengenakkan. Namun demikian, episode-episode tersebut tentulah harus kita
sikapi bersama sebagai sebuah proses dalam sebuah perjuangan yang tentu tidak
selamanya berjalan dengan baik dan mulus. Yang terpenting bagi kita sekarang
adalah bagaimana bisa mengambil hikmah dari segala episode terdahulu dan
membuat sebuah perbaikan di masa yang akan datang.
Tantangan zaman ke depan semakin kompleks dan membutuhkan keseriusan dalam
berjuang berpuluh-puluh kali lipat lagi. Nuansa persaingan global telah menjadi
pemikiran kita bersama tentang kemanakah kita akan membawa masyarakat Indonesia
secara umum? Dan dengan seperti apakah kita akan membawa bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang mampu bersaing dalam nuansa persaingan global?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentulah harus kita jawab secara
bersama-sama dengan sebuah perjuangan ekstra dan cerita yang berbeda sehingga
menghasilkan hasil memuaskan yang sesuai dengan konteks tantangan zaman saat
ini. HMI merupakan organisasi yang sudah mapan baik dalam hal tatacara
organisasi maupun dalam hal budaya organisasi. Tatacara organisasi dan budaya
organisasi yang aplikatif di masyarakat itu semakin sempurna dengan diisi oleh
manusia-manusia progressive yang memiliki posisi sebagai mahasiswa.
Sehingga kemudian setiap gerak langkah organisasi HMI bisa menjadi inspirasi
bagi khazanah kemajuan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Menanggapi besarnya tanggung jawab yang diemban oleh HMI tersebut maka
sudah waktunya HMI kini melakukan pembenahan-pembenahan secara lebih baik
mengenai pola perkaderan (pola pembangunan SDM anggota) secara inovatif dan
terintegrasi sebagai hasil dari proses membaca dalam konteks perkembangan zaman
saat ini. Kita harus mampu menciptakan kader yang mampu mengintegrasikan antara
kemampuan berfikir; kemampuan merasa; dan kemampuan berbuat secara nyata di
masyarakat sesuai dengan bekal ilmunya masing-masing di universitas. Kita harus
menciptakan kader-kader yang bukan hanya secara pribadi bisa bersaing di dalam
situasi global namun juga bisa menjadi motor penggerak di dalam masyarakat
untuk kemajuan umat. Oleh karena itu maka salah satu jalan untuk menuju arah tersebut
adalah dengan menguatkan kembali tradisi keilmuan di-HMI sebagai bekal para
kader untuk berbuat di masyarakat. Ke depan HMI harus lebih banyak lagi
menghasilkan para doktor disamping keterampilan berorganisasi yang di dapat di
HMI. Bekal keilmuan yang mumpuni yang dibalut dengan kemampuan mengelola
masyarakat akan menghasilkan suatu karya yang berguna seperti halnya
karya-karya para pendahulu HMI yang sesuai pada zamannya.
Oleh karena itu maka HMI harus menjadi sebuah tempat yang nyaman bagi para
kader dalam proses kontemplasi mengasah diri. HMI harus menjadi rumah besar
mahasiswa Islam yang siap menjadi pengayom dan pendorong bagi setiap kadernya
dalam mengembangkan dirinya. HMI harus konsisten sebagai teman terbaik dari
setiap mahasiswa Islam dalam proses perjuangannya menempa diri di universitas
sehingga kemudian mereka bisa menjadi mahasiswa paripurna yang siap untuk
mengawal arah pergerakan masyarakat dalam menghadapi segala tantangan zaman ke
depan melalui karya-karyanya.
Marilah kita bersama-sama menghilangkan stigma bahwa di HMI ini mahasiswa
lebih banyak diajarkan untuk menjadi para politisi. Mari kita bersama menatap
jauh ratusan bahkan ribuan tahun ke depan bahwa akan muncul gelombang kemajuan
bangsa dari berbagai lini dimana ada ruh HMI di setiap lininya. Mari kita
gelorakan lagi bersama bahwa HMI adalah Harapan Masyarakat Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula kami mengajak kepada seluruh elemen organisasi
kemahasiswaan yang ada untuk mari bersama-sama melakukan pembangunan terhadap
calon-calon pembangun masyarakat yang sekarang sedang membina diri di
universitas-universitas. HMI Cabang Bogor tidak bisa berjalan sendiri dalam
memberikan inspirasi kepada setiap mahasiswa yang ada. Kita perlu terus
bergandengan tangan dan saling nasihat menasihati dalam perjalanan perjuangan
dan pengabdian kita ke depan. Kita harus selalu rukun di dalam semangat
ke-Indonesiaan yang ber-Bhineka Tunggal Ika. (17 Desember 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar