Kamis, 09 Juli 2020

HMI SURAU PERGERAKAN KAUM MUDA PROGRESSIVE


Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014


Lahirnya HMI pada tahun 1947 tidak lepas dari suatu semangat dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kesadaran tersebut timbul atas dasar keyakinan bahwa diperlukan sebuah kerja bersama dalam proses membangun masyarakat. Maka pada waktu itu sekumpulan mahasiswa Islam yang dipelopori oleh Lafran Pane dan kawan-kawan mengucapkan perasaan, kemauan, dan pikirannya dalam faham agama Islam untuk menyalurkannya melalui suatu organisasi sebagai alat untuk mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa. Hal itulah yang kemudian menjadi landasan terbentuknya Himpunan Mahasiswa Islam pada tanggal 5 Februari tahun 1947.
Seiring berjalannya waktu, sejarah telah membuktikan bahwa kader-kader HMI telah banyak berkiprah dalam proses kemajuan bangsa. Alumni-alumni HMI yang tersebar dalam berbagai bidang kehidupan (seperti akademisi, sosial budaya, entrepreneur, ekonomi, politik, pers, LSM, birokrasi, dll.) telah setia menjadi pengawal pergerakan kemajuan bangsa Indonesia sampai saat ini. Berbagai karya dan nama besar alumni HMI telah banyak berserakan di sepanjang jalan sejarah Indonesia. Hal ini tentulah sangat wajar karena di HMI, kader-kader muda Islam secara serius batinnya selalu dikenalkan (didakwahkan) dengan tujuan HMI, yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Hal itu sesuai dengan ruh pergerakan Islam yang tercermin dalam kata Iman, Ilmu, dan Amal.
Tantangan zaman demi tantangan zaman telah HMI lalui dengan berbagai cerita yang berbeda. Ada cerita yang mengenakkan dan ada pula cerita yang tidak mengenakkan. Namun demikian, episode-episode tersebut tentulah harus kita sikapi bersama sebagai sebuah proses dalam sebuah perjuangan yang tentu tidak selamanya berjalan dengan baik dan mulus. Yang terpenting bagi kita sekarang adalah bagaimana bisa mengambil hikmah dari segala episode terdahulu dan membuat sebuah perbaikan di masa yang akan datang.
Tantangan zaman ke depan semakin kompleks dan membutuhkan keseriusan dalam berjuang berpuluh-puluh kali lipat lagi. Nuansa persaingan global telah menjadi pemikiran kita bersama tentang kemanakah kita akan membawa masyarakat Indonesia secara umum? Dan dengan seperti apakah kita akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mampu bersaing dalam nuansa persaingan global?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentulah harus kita jawab secara bersama-sama dengan sebuah perjuangan ekstra dan cerita yang berbeda sehingga menghasilkan hasil memuaskan yang sesuai dengan konteks tantangan zaman saat ini. HMI merupakan organisasi yang sudah mapan baik dalam hal tatacara organisasi maupun dalam hal budaya organisasi. Tatacara organisasi dan budaya organisasi yang aplikatif di masyarakat itu semakin sempurna dengan diisi oleh manusia-manusia progressive yang memiliki posisi sebagai mahasiswa. Sehingga kemudian setiap gerak langkah organisasi HMI bisa menjadi inspirasi bagi khazanah kemajuan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.
Menanggapi besarnya tanggung jawab yang diemban oleh HMI tersebut maka sudah waktunya HMI kini melakukan pembenahan-pembenahan secara lebih baik mengenai pola perkaderan (pola pembangunan SDM anggota) secara inovatif dan terintegrasi sebagai hasil dari proses membaca dalam konteks perkembangan zaman saat ini. Kita harus mampu menciptakan kader yang mampu mengintegrasikan antara kemampuan berfikir; kemampuan merasa; dan kemampuan berbuat secara nyata di masyarakat sesuai dengan bekal ilmunya masing-masing di universitas. Kita harus menciptakan kader-kader yang bukan hanya secara pribadi bisa bersaing di dalam situasi global namun juga bisa menjadi motor penggerak di dalam masyarakat untuk kemajuan umat. Oleh karena itu maka salah satu jalan untuk menuju arah tersebut adalah dengan menguatkan kembali tradisi keilmuan di-HMI sebagai bekal para kader untuk berbuat di masyarakat. Ke depan HMI harus lebih banyak lagi menghasilkan para doktor disamping keterampilan berorganisasi yang di dapat di HMI. Bekal keilmuan yang mumpuni yang dibalut dengan kemampuan mengelola masyarakat akan menghasilkan suatu karya yang berguna seperti halnya karya-karya para pendahulu HMI yang sesuai pada zamannya.
Oleh karena itu maka HMI harus menjadi sebuah tempat yang nyaman bagi para kader dalam proses kontemplasi mengasah diri. HMI harus menjadi rumah besar mahasiswa Islam yang siap menjadi pengayom dan pendorong bagi setiap kadernya dalam mengembangkan dirinya. HMI harus konsisten sebagai teman terbaik dari setiap mahasiswa Islam dalam proses perjuangannya menempa diri di universitas sehingga kemudian mereka bisa menjadi mahasiswa paripurna yang siap untuk mengawal arah pergerakan masyarakat dalam menghadapi segala tantangan zaman ke depan melalui karya-karyanya.
Marilah kita bersama-sama menghilangkan stigma bahwa di HMI ini mahasiswa lebih banyak diajarkan untuk menjadi para politisi. Mari kita bersama menatap jauh ratusan bahkan ribuan tahun ke depan bahwa akan muncul gelombang kemajuan bangsa dari berbagai lini dimana ada ruh HMI di setiap lininya. Mari kita gelorakan lagi bersama bahwa HMI adalah Harapan Masyarakat Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula kami mengajak kepada seluruh elemen organisasi kemahasiswaan yang ada untuk mari bersama-sama melakukan pembangunan terhadap calon-calon pembangun masyarakat yang sekarang sedang membina diri di universitas-universitas. HMI Cabang Bogor tidak bisa berjalan sendiri dalam memberikan inspirasi kepada setiap mahasiswa yang ada. Kita perlu terus bergandengan tangan dan saling nasihat menasihati dalam perjalanan perjuangan dan pengabdian kita ke depan. Kita harus selalu rukun di dalam semangat ke-Indonesiaan yang ber-Bhineka Tunggal Ika. (17 Desember 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar