(Sebuah Ikhtiar dalam
Membangun Mimpi Kita Bersama Menuju HMI Sebagai Entrepreneurship
Organization)
Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014
Ketum HMI Cabang Bogor 2013-2014
Perkaderan merupakan kata yang sangat penting dalam tubuh organisasi HMI.
Karena melalui kader tersebutlah kita bisa mempersiapkan Sumberdaya Manusia
(SDM) yang mumpuni bagi kemajuan kehidupan bangsa dan Negara. Melalui
tujuannya, yaitu Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan
Islam dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang
Diridhoi Allah SWT, HMI terus tegak percaya diri dalam menjalankan aktivitas –
aktivitas perkaderannya.
Khusus di HMI Cabang Bogor, aktivitas perkaderan dari waktu ke waktu
semakin menunjukkan peningkatan dan kemajuan. Ukuran peningkatan dan kemajuan
tersebut bisa dilihat dari semakin banyaknya aktivitas Basic Training
(LK I) yang diadakan oleh komisariat – komisariat di lingkungan keluarga besar
HMI Cabang Bogor (tercatat dari mulai bulan Desember 2013 sudah ada beberapa
komisariat yang melakukan LK I, diantaranya adalah HMI Kom. Diploma, HMI Kom.
FPIK, HMI Kom. Fapet, dan HMI Kom. FEM) serta aktivitas lain yang dilakukan
oleh pengurus cabang (seperti LK II Se-Bogor Raya, Buletin Jum’at Dwimingguan,
Program Pohon Kader, dll.).
Namun demikian, ukuran peningkatan dan kemajuan tersebut hendaknya kita
lihat bukan hanya dari banyaknya aktivitas, tetapi juga dalam hal inovasi
teknik penyelenggaran kegiatannya. Sebagai contoh misalnya, dalam
penyelenggaraan kegiatan LK I, banyak model baru yang sudah ditunjukkan oleh
masing-masing panitia penyelenggara seperti misalnya Komisariat Diploma
mengadakan kegiatan LK I selama satu minggu berturut – turut dengan waktu
antara ba’da maghrib sampai pukul 20:00 pada setiap harinya. Kemudian ada lagi
model LK I yang dilakukan oleh Komisariat Fapet yang diselenggarakan pada hari
Jum’at, Sabtu, dan Minggu di GSMI dengan melakukan masak-masak bersama untuk
bahan konsumsi pesertanya. Serta model LK I yang dilakukan oleh Komisariat FPIK
dan FEM dengan masing – masing menggunakan hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu di
GSMI.
Semua model penyelengaraan yang dilakukan oleh masing – masing komisariat
sangat bagus dan menarik untuk diperhatikan, karena hal tersebut sudah
merupakan sebuah ikhtiar dari masing-masing komisariat dalam menyesuaikan diri
dengan kondisi kesibukan aktivitas akademik para calon kadernya. Namun
demikian, dari sekian pilihan tersebut, model perkaderan yang sudah dicontohkan
oleh Komisariat Diploma patut untuk kita jadikan perhatian secara seksama
mengingat model tersebut adalah sesuatu hal yang baru keberadaannya khususnya
di lingkungan keluarga besar HMI Cabang Bogor.
Model perkaderan yang dicontohkan oleh Komisariat Diploma mirip dengan
model pengajian “sorogan” ketika waktu penulis belajar mengaji di kampung
halaman. Waktunya sama, yaitu pengajian dilakukan ba’da maghrib sambil menunggu
waktunya shalat Isya’ berjamaah. Model
perkaderan tersebutlah yang menurut hemat penulis pantas untuk kita kembangkan
ke depan sebagai solusi untuk menjawab semakin padatnya kegiatan akademik yang
dialami oleh para calon kader. Dengan demikian para calon kader merasa
semangat dalam mengikuti LK I karena mereka bisa mengisi waktu luang dengan
hal-hal yang positif.
Mengenai tempatnya, kita dapat menggunakan beberapa alternatif tempat yang
sederhana misalnya masjid kampus atau tempat lesehan lahan terbuka yang biasa
mahasiswa gunakan untuk rapat-rapat organisasi. Dengan demikian juga akan semakin menjadi daya tarik bagi
para mahasiswa lain untuk berbondong-bondong bergabung dengan HMI.
Berbagai model pengaderan harus selalu kita upayakan. Zaman semakin maju,
hal ini menunjukkan bahwa kita tidak harus selalu diam di tempat. Kita harus
selalu mengusahakan kemajuan karena HMI berisikan orang-orang terpelajar yang
mampu berpikir progressif. HMI harus menjadi sebuah organisasi pembelajar
karena diisi oleh orang-orang yang senang dengan belajar dan memperbaiki diri.
Dan HMI harus bisa menjadi entrepreneurship organization yang bukan hanya mampu
memperbanyak kader tetapi juga mampu untuk menjaga kualitas kader-kadernya. (10 Mei 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar