Jumat, 10 Juli 2020

SANG TERDAKWA

Sesampainya di rumah Rasyid, Si Manusia Koboi langsung pamit segera pulang. Meskipun Rasyid berusaha menahan dan mempersilakan Si Manusia Koboi untuk tidur di rumahnya, namun Si Manusia Koboi tetap saja memaksa dengan alasan nanti pagi harus memberi makan ternakternak kesayangannya. Akhirnya Rasyid pun mengerti dan dipersilakannya Si Manusia Koboi untuk melanjutkan perjalanan.
Sepulangnya Si Manusia Koboi, Rasyid tidak langsung masuk ke rumahnya melainkan duduk di kursi yang ada di depan rumahnya. Bayangannya kembali menerawang peristiwa ketika dirinya tadi ada di diskotik bersama Si Manusia Koboi. Tidak disangka olehnya bahwa ada kehidupan malam yang sangat liar seperti itu. Diskotik bagi Rasyid bukan merupakan hal yang asing di telinga. Namun baru pertama kali ini ia mengetahui keadaan yang ada di dalamnya. 
“Mungkinkah  ada  tempat  lain  yang keadaannya lebih jauh dari nilainilai agama?” Itulah yang kemudian dipikirkan Rasyid.
Bayangannya kemudian menerawang ke zaman Nabi, dimana melalui perjuangannya yang selama 23 tahun, Nabi bisa merubah suatu masyarakat yang jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang madani. Hari ini bukan lagi masyarakat yang jahiliyah, namun suatu masyarakat yang sudah mengenal nilainilai kebaikan. Masyarakat yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi kenapa masyarakat yang sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk tetap saja ada yang memilih jalan yang buruk? Hal inilah yang lagilagi menjadi bahan pemikiran yang serius bagi Rasyid. Di zaman ini sudah banyak ulamaulama dengan berbagai karakternya. Bukan hanya itu saja, pesantren atau lembaga pendidikan pun hampir semuanya sudah menekankan akan pentingnya nilainilai kebaikan. Ceramahceramah agama sudah hampir ada di setiap titik wilayah. Namun sepertinya semua itu tidak berbekas secara banyak terhadap ummat. Hal ini diperlihatkan oleh suasana masyarakat saat ini yang masih gonjangganjing dan kurang kondusif karena hampir setiap hari ada penyimpangan yang terjadi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kondisi masyarakat yang tidak kunjung menjadi masyarakat madani.
Dalam renungan tersebut kemudian Rasyid menerawang kemakmuran yang konon terjadi di negaranegara maju. Negaranegara yang mayoritas di dalamnya bukan orang Islam namun mereka mampu mewujudkan citacita yang Islami, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur dan rahmatan lil a’lamin. Tentu saja menurut pemikiran Rasyid ini bukan karena salah Islamnya, tetapi ini adalah salahnya orangorang yang ada di dalam negara tersebut. Bisa dibilang bahwa orangorang yang berada negaranegara maju lebih Islami dibandingkan dengan orang Islamnya sendiri yang ada di negeri ini. Hal ini terbukti dari banyaknya nilainilai Islam yang dilaksanakan oleh kedua masyarakat yang berbeda wilayah itu. Tentu saja seperti menurut janji Tuhan bahwa Dia akan meridhoi dan akan menganugerahkan kebaikan terhadap siapa saja yang menjalankan perintah dan aturannya. Tentu saja perintah dan aturan itu bukan hanya shalat, zakat, puasa, dan menunaikan ibadah haji saja melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan. Pemahaman ummat yang masih sempit itulah yang kemudian mengakibatkan ummat Islam hanya terjebak kepada halhal yang bersifat ritual saja dan mengabaikan halhal yang bersifat substantif. Kadang ummat Islam menganggap sholat, zakat, puasa, dan ibadah haji merupakan hal yang substantif di dalam agama sehingga halhal itu dijadikan sebagai tujuan akhir dari beragama. Padahal sama sekali tidak demikian, tujuan hadirnya Islam di muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia sehingga manusia tersebut menjadi seorang insan kamil. Tuhan mewajibkan shalat lima waktu; mewajibkan zakat bagi yang sudah sampai nasabnya; mewajibkan puasa di Bulan Ramadhan; dan mewajibkan ibadah haji bagi yang mampu tidak lain salah satu tujuannya adalah sebagai wahana pendidikan manusia agar istiqomah ada di jalan menuju manusia yang rahmatan lil a’lamin. Sama sekali bukan sebagai tujuan dari beragama karena pada dasarnya Tuhan tidak memerlukan untuk disembah oleh siapa pun dan oleh apapun. Oleh karena itu Tuhan menyebut bahwa sebaikbaik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Hal ini sesuai juga dengan firman Tuhan yang menyebutkan bahwa tujuanNya menciptakan jin dan manusia adalah sematamata untuk beribadah kepadaNya. Namun karena kurang biasanya ummat menangkap semangat dari ajaran Islam itu sendiri, sehingga ibadah hanya diartikan secara sempit saja dengan shalat, zakat, puasa, dan ibadah haji. Andai saja persepsi ini masih melekat pada pemahaman masyarakat maka selamanya Islam tidak akan sampai kepada tujuannya yang sangat agung.
Rasyid kemudian menarik nafas dalamdalam, mengingat bahwa baru sekarang ia mengerti dan memahami bahwa tugasnya sebagai pemuka agama sungguh sangat berat tanggung jawabnya. Ternyata dakwahnya sekarang tidak hanya cukup sampai jamaahnya bisa melakukan tata cara shalat yang benar, tetapi juga sampai bisa menerapkan nilai shalat itu kepada hati sanubari setiap jemaahnya untuk senantiasa memegang nilainilai shalat di dalam kehidupannya seharihari. Begitu pun dengan ajaranajaran Islam yang lainnya. Bahwa dakwahnya tidak hanya berhenti sampai fiqh saja, melainkan sampai kepada nilainilai Islam menjadi satu di dalam setiap diri ummat. Sehingga para ummatnya laksana Al Qur’an berjalan. Yang meskipun otaknya tidak hafal dengan seluruh ayat Al Qur’an, tetapi hatinya mampu mengontrol otaknya untuk senantiasa mengamalkan nilainilai Islam yang sesuai dengan empat sifat kenabian, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fatanah.
“Itulah yang harus Aku laksanakan, Aku harus benarbenar bisa membawa ummat ini ke arah yang diharapkan oleh Islam.” Ucap Rasyid berbicara sendiri sambil menelungkupkan kedua telapak tangannya di atas muka.
Sejenak kemudian terdengar suara adzan di mushola yang mengisyaratkan bahwa waktu tidur sudah selesai. Sekarang waktunya untuk meminta ridho Tuhan atas segala ikhtiar yang akan dilakukan pada hari ini. Mendengar adzan tersebut kemudian Rasyid masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaian yang tadi dipakai ke diskotik dengan pakaian khas ustadznya. Kemudian Rasyid pergi ke mushola untuk memimpin shalat Subuh berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan ceramah singkat.
***
Boleh dibilang bahwa malam itu adalah malam yang menjadi sebuah titik tolak bagi Rasyid sebagai seorang ustadz dengan frame pemikiran yang lebih luas. Setelah selesai shalat Subuh, Rasyid tidak lantas tidur untuk mengganti jatah tidurnya malam ini melainkan ia kemudian membukabuka kembali kitabkitab yang ada di rumahnya yang selama ini hanya dijadikan sebagai pajangan saja. Ketika ia kembali membuka bukubuku tersebut terasa olehnya seperti sedang membaca bukubuku baru yang maknanya begitu sangat luas dan sangat menyentuh kalbu. Ia serasa sedang banyak memungut permata yang sangat berharga yang selama ini masih tertimbun oleh lumpur. Renungan dan percakapan bersama Si Manusia Koboi selama ini telah mampu menggiring Rasyid untuk memaknai secara luas nilainilai kebaikan yang ada di dalam setiap ajaran Islam. Semangat Rasyid sekarang seolah bertumbuh beberapa kali lipat untuk melakukan dakwah kepada masyarakat yang kini dia anggap sebagai kunci dari kebangkitan Islam.
Rasyid yang tadinya sudah merasa cukup dan puas dengan dirinya, sekarang mendadak menjadi minder dan merasa butuh lagi dengan belajar. Ia memaknai keadaan diskotik itu dengan mendalam. Kemudian ia teringat kembali dengan kisah para wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo yang dengan segala cara mereka memasukkan ajaran agama Islam terhadap masyarakatnya. Seperti misalnya kisah Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang sebagai alatnya untuk berdakwah.
Rasyid kemudian berpikir bahwa ideide kreatif itulah yang seharusnya selalu ada dalam setiap pemuka agama dalam menghadapi tantangan zaman yang ada. Para pemuka agama inilah yang seharusnya dengan sekuat tenaga bisa membaca keadaan zaman sehingga mereka bisa menyampaikan Islam sesuai dengan kehendak zaman. Dahulu para wali Songo dalam segala keterbatasannya mereka bisa melakukan proses membaca kehendak zaman serta bisa mewariskan nilai – nilai yang sangat luhur. Entah kenapa bahwa proses koreksi terhadap zaman ini sekarang seolah terhenti. Islam tidak lagi menjadi pembimbing terhadap arah gerak zaman, namun Islam telah terseretseret atas kemajuan zaman.
***
Namun disaat keadaan Rasyid sekarang, kemudian tibatiba badai masalah datang di tengahtengah ia sedang berada dalam semangat barunya dalam belajar dan mendakwahkan Islam. Pasalnya karena entah darimana asalnya ternyata berita tentang Rasyid yang pernah memasuki diskotik tadi malam sudah tersebar ke seluruh warga masyarakat disertai dengan bukti foto yang menggambarkan bahwa dirinya benarbenar berada di dikotik tadi malam.
Kenyataan bahwa masyarakat sekarang sudah tahu tentang Rasyid yang tadi malam ke diskotik sudah tidak bisa dibendung lagi oleh Rasyid sehingga puncaknya adalah pada waktu ba’da dzuhur terjadi peristiwa pengadilan terhadap Rasyid di mushola yang ia pimpin. Antara Rasyid yang tampak tenang terlihat sedang menghadapi masyarakat yang wajahnya penuh dengan angkara murka karena merasa dikhianati oleh ustadznya yang selama ini terlihat sholeh di depan mereka.
Di tengah suasana yang seperti itu kemudian terdengar seorang lakilaki yang dituakan di daerah itu meminta Rasyid untuk menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi sehingga terdapat cerita dan foto yang beredar di masyarakat tentang dirinya yang ada di sebuah diskotik tadi malam.
Menanggapi permintaan tersebut kemudian Rasyid menceritakan yang sesungguhnya mengenai alasan dirinya malam itu ada di diskotik. Pada saat bagian Rasyid sedang menjelaskan tentang sosok yang mengajaknya ke diskotik, yaitu Si Manusia Koboi, semua para hadirin tertawa sinis terhadap Rasyid mengingat bagi mereka adalah sesuatu hal yang tidak mungkin ketika seseorang berangkat dengan orang lain tanpa mengetahui identitas dari orang yang mengajaknya tersebut. Ini tentu berhubungan karena Rasyid sengaja sedang menyembunyikan temannya itu agar kelakuannya selama berada di diskotik tidak terbongkar. Apalagi ketika Rasyid menjelaskan bahwa orang yang mengajaknya tersebut adalah seorang penggembala yang biasanya selalu memakai pakaian seperti sosok koboi di filmfilm. Sehingga Rasyid menjelaskan bahwa ia biasa memanggil orang tersebut dengan panggilan Si Manusia Koboi. Si Manusia Koboi inilah jelas Rasyid yang selama ini sering berdiskusi dengannya disaat ia sedang melakukan sholat malam. Dan tidak lupa juga Rasyid menyebutkan bahwa dirinya dijebak oleh Si Manusia Koboi tersebut. Namun pembelaan Rasyid itu tidak ada gunanya karena masyarakat merasa kurang percaya dan sepertinya tidak mungkin jika seorang ustadz seperti Rasyid bisa dijebak oleh seorang tukang gembala ternak.
Proses penyidangan terhadap Rasyid ini berlangsung cukup lama. Namun kemudian akhirnya setelah semuanya bicara, tercetuslah sebuah garis tengah yang meminta agar Rasyid bisa menghadirkan Si Manusia Koboi untuk menjadi saksi. Untuk ini Rasyid diberi waktu selama dua minggu dengan catatan bahwa  selama dua minggu tersebut Rasyid dilarang untuk menjadi imam mushola dan melakukan pengajian atau ceramah agama kepada masyarakat.
Mengalami proses persidangan itu ada sedikit rasa sakit hati pada diri Rasyid mengingat sikap masyarakat yang selama ini ia selalu pikirkan tentang kemajuannya, tetapi pada saat ia sekarang sedang dalam kesulitan dan memerlukan pembelaan, tidak ada satupun yang berani membelanya di depan umum. Betapapun bersikerasnya ia menjelaskan bahwa dirinya tidak melakukan halhal yang dilarang oleh aturan agama selama di diskotik, namun masyarakat tetap saja tidak percaya dengan pembelaannya itu.
Dino adalah pemuda yang memiliki andil besar atas beredarnya foto Rasyid di masyarakat. Meskipun belum yakin seratus persen namun Rasyid menaruh curiga yang besar terhadap Dino yang telah mengambil dan mengedarkan fotonya ketika berada di diskotik sehingga sekarang sudah beredar di masyarakat. Apalagi Rasyid pernah mendengar sesumbar Dino dari informan yang bisa dipercaya yang menyebutkan bahwa suatu kewajaran bagi diri Dino jika ia sekarang menjadi orang urakan mengingat memang modal pengetahuan terhadap agamanya memang minim. Tetapi setidaknya menurut Dino, dialah yang lebih baik dibanding Rasyid karena dia tidak pernah menggunakan topeng agama untuk menutupi segala kebobrokan perilakunya.
“Aku ini orang yang apa adanya. Tidak munafik seperti Si Ustadz Koboi itu.” Ucap Dino yang diperagakan ulang di depan Rasyid oleh seorang loyalis Rasyid yang masih percaya bahwa Rasyid dalam hal ini tidak berbohong.
Rasyid berpikir bahwa masyarakat dalam hal ini memang tidak sepenuhnya bisa disalahkan mengingat bukti dan saksi mata yang sekarang memberatkan dirinya. Hanya saja Rasyid merasa kecewa atas perilaku Dino yang tanpa adanya proses cek dan ricek dahulu kepada dirinya telah gegabah mengedarkan foto dan membuat berita palsu terhadap dirinya. Padahal dirinya adalah salah satu yang bersikeras membela Dino ketika bulan kemarin ia hendak diusir warga atas kesalahannya merampok salah satu rumah warga. Kisah antara Rasyid dan Dino ibarat membebaskan anjing yang tertimpa tangga. Setelah anjing itu dibebaskan, malah ia menggigit orang yang membebaskannya itu.
Tidak ada jalan lain menurut Rasyid selain memang ia harus menghadirkan Si Manusia Koboi ke hadapan masyarakat untuk menjelaskan peristiwa yang benarbenar terjadi di malam itu. Namun kemudian Rasyid menjadi bingung mengingat dirinya samasekali tidak tahu bagaimana ia harus menghubungi Si Manusia Koboi. Mengingat selama ini Si Manusia Koboi hanya datang dan pergi atas kemauannya sendiri. Jangankan alamatnya, bahkan namanya pun Rasyid tidak pernah diberitahu.
Sekarang Rasyid hanya bisa pasrah dan berdo’a saja pada Tuhan agar secepatnya ia dipertemukan dengan Si Manusia Koboi lagi. Hampir setiap malam ia menunggu Si Manusia Koboi di dalam mushola, dengan harapan mudahmudahan Si Manusia Koboi itu datang lagi seperti biasanya untuk berdiskusi.
Sudah beberapa hari Rasyid menunggu kedatangan Si Manusia Koboi, namun ternyata yang ditunggu belum juga kunjung untuk menampakkan dirinya.
Sementara itu warga semakin kencang menyudutkan Rasyid. Kini dirinya hampir menjadi bahan olokan bagi masyarakat di kampung itu yang sekarang sudah menjulukinya sebagai ustadz koboi. Yaitu suatu olokan yang dahulu ditujukan Dino kepada Rasyid.
Melihat kondisi seperti itu Rasyid hanya bisa diam mengingat status dirinya di kampung ini hanyalah seorang pendatang setelah dahulu diminta warga kampung kepada gurunya di pondok pesantren supaya ada yang diutus untuk mengajari warga kampung dalam hal agama. Pada waktu itu Rasyidlah yang dipilih gurunya untuk berdakwah di kampung itu atas prestasinya sebagai salah satu murid yang dianggap paling menonjol di pesantren. 
Hari yang disepakati hanya tinggal hitungan jari saja. Rasyid pun telah pasrah terhadap kenyataan yang ia hadapi. Sementara itu Si Manusia Koboi yang diharapkan akan menjadi dewa penyelamat tidak juga kunjung datang. Dalam keimanannya Rasyid hanya percaya bahwa ada sebuah skenario dari Tuhan untuk dirinya. Hanya memang sekarang belum terungkap apa yang sebenarnya Tuhan gariskan untuknya. Tugasnya sekarang hanyalah menjalani dengan penuh keikhlasan. Sebab Rasyid sangat percaya bahwa di balik kesulitan pasti ada beriburibu kemudahan yang akan diberikan Tuhan kepada dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar