Sesampainya
di rumah Rasyid, Si Manusia Koboi langsung pamit segera pulang. Meskipun Rasyid
berusaha menahan dan mempersilakan Si Manusia Koboi untuk tidur di rumahnya,
namun Si Manusia Koboi tetap saja memaksa dengan alasan nanti pagi harus
memberi makan ternakternak kesayangannya. Akhirnya Rasyid pun mengerti dan
dipersilakannya Si Manusia Koboi untuk melanjutkan perjalanan.
Sepulangnya
Si Manusia Koboi, Rasyid tidak langsung masuk ke rumahnya melainkan duduk di
kursi yang ada di depan rumahnya. Bayangannya kembali menerawang peristiwa
ketika dirinya tadi ada di diskotik bersama Si Manusia Koboi. Tidak disangka
olehnya bahwa ada kehidupan malam yang sangat liar seperti itu. Diskotik bagi Rasyid
bukan merupakan hal yang asing di telinga. Namun baru pertama kali ini ia
mengetahui keadaan yang ada di dalamnya.
“Mungkinkah
ada
tempat lain yang keadaannya lebih
jauh dari nilainilai agama?” Itulah yang kemudian
dipikirkan Rasyid.
Bayangannya kemudian menerawang ke zaman Nabi, dimana
melalui perjuangannya yang selama 23 tahun, Nabi bisa merubah suatu masyarakat
yang jahiliyah menjadi suatu masyarakat yang madani. Hari ini bukan lagi
masyarakat yang jahiliyah, namun suatu masyarakat yang sudah mengenal
nilainilai kebaikan. Masyarakat yang sudah bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi kenapa masyarakat yang sudah tahu
mana yang baik dan mana yang buruk tetap saja ada yang memilih jalan yang
buruk? Hal inilah yang lagilagi menjadi bahan pemikiran yang serius bagi Rasyid.
Di zaman ini sudah banyak ulamaulama dengan berbagai karakternya. Bukan hanya
itu saja, pesantren atau lembaga pendidikan pun hampir semuanya sudah
menekankan akan pentingnya nilainilai kebaikan. Ceramahceramah agama sudah
hampir ada di setiap titik wilayah. Namun sepertinya semua itu tidak berbekas
secara banyak
terhadap ummat. Hal ini diperlihatkan oleh suasana masyarakat saat ini yang
masih gonjangganjing dan kurang kondusif karena hampir setiap hari ada
penyimpangan yang terjadi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kondisi
masyarakat yang tidak kunjung menjadi masyarakat madani.
Dalam
renungan tersebut kemudian Rasyid menerawang kemakmuran yang konon terjadi di
negaranegara maju. Negaranegara yang mayoritas di dalamnya bukan orang Islam
namun mereka mampu mewujudkan citacita yang Islami, yaitu terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur dan rahmatan lil a’lamin. Tentu saja menurut
pemikiran Rasyid ini bukan karena salah Islamnya, tetapi ini adalah salahnya
orangorang yang ada di dalam negara tersebut. Bisa dibilang bahwa orangorang
yang berada negaranegara maju lebih Islami dibandingkan dengan orang Islamnya
sendiri yang ada di negeri ini. Hal ini terbukti dari banyaknya nilainilai
Islam yang dilaksanakan oleh kedua masyarakat yang berbeda wilayah itu. Tentu
saja seperti menurut janji Tuhan bahwa Dia akan meridhoi dan akan
menganugerahkan kebaikan terhadap siapa saja yang menjalankan perintah dan
aturannya. Tentu saja perintah dan aturan itu bukan hanya shalat, zakat, puasa,
dan menunaikan ibadah haji saja melainkan mencakup seluruh aspek kehidupan.
Pemahaman ummat yang masih sempit itulah yang kemudian mengakibatkan ummat
Islam hanya terjebak kepada halhal yang bersifat ritual saja dan mengabaikan
halhal yang bersifat substantif. Kadang ummat Islam menganggap sholat, zakat,
puasa, dan ibadah haji merupakan hal yang substantif di dalam agama sehingga
halhal itu dijadikan sebagai tujuan akhir dari beragama. Padahal sama sekali
tidak demikian, tujuan hadirnya Islam di muka bumi adalah untuk menyempurnakan
akhlak manusia sehingga manusia tersebut menjadi seorang insan kamil. Tuhan
mewajibkan shalat lima waktu; mewajibkan zakat bagi yang sudah sampai nasabnya;
mewajibkan puasa di Bulan Ramadhan; dan mewajibkan ibadah haji bagi yang mampu tidak
lain salah satu tujuannya adalah sebagai wahana pendidikan manusia agar
istiqomah ada di jalan menuju manusia yang rahmatan lil a’lamin. Sama
sekali bukan sebagai tujuan dari beragama karena pada dasarnya Tuhan tidak
memerlukan untuk disembah oleh siapa pun dan oleh apapun. Oleh karena itu Tuhan
menyebut bahwa sebaikbaik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi
sesama. Hal ini sesuai juga dengan firman Tuhan yang menyebutkan bahwa
tujuanNya menciptakan jin dan manusia adalah sematamata untuk beribadah
kepadaNya. Namun karena kurang biasanya ummat menangkap semangat dari ajaran
Islam itu sendiri, sehingga ibadah hanya diartikan secara sempit saja dengan
shalat, zakat, puasa, dan ibadah haji. Andai saja persepsi ini masih melekat
pada pemahaman masyarakat maka selamanya Islam tidak akan sampai kepada
tujuannya yang sangat agung.
Rasyid
kemudian menarik nafas dalamdalam, mengingat bahwa baru sekarang ia mengerti
dan memahami bahwa tugasnya sebagai pemuka agama sungguh sangat berat tanggung
jawabnya. Ternyata dakwahnya sekarang tidak hanya cukup sampai jamaahnya bisa
melakukan tata cara shalat yang benar, tetapi juga sampai bisa menerapkan nilai
shalat itu kepada hati sanubari setiap jemaahnya untuk senantiasa memegang
nilainilai shalat di dalam kehidupannya seharihari. Begitu pun dengan
ajaranajaran Islam yang lainnya. Bahwa dakwahnya tidak hanya berhenti sampai
fiqh saja, melainkan sampai kepada nilainilai Islam menjadi satu di dalam
setiap diri ummat. Sehingga para ummatnya laksana Al Qur’an berjalan. Yang meskipun otaknya tidak hafal dengan
seluruh ayat Al Qur’an, tetapi
hatinya mampu mengontrol otaknya untuk senantiasa mengamalkan nilainilai Islam
yang sesuai dengan empat sifat kenabian, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan
fatanah.
“Itulah
yang harus Aku laksanakan, Aku harus benarbenar bisa membawa ummat ini ke arah
yang diharapkan oleh Islam.” Ucap Rasyid berbicara sendiri sambil
menelungkupkan kedua telapak tangannya di atas muka.
Sejenak
kemudian terdengar suara adzan di mushola yang mengisyaratkan bahwa waktu tidur
sudah selesai. Sekarang waktunya untuk meminta ridho Tuhan atas segala ikhtiar
yang akan dilakukan pada hari ini. Mendengar adzan tersebut kemudian Rasyid
masuk ke dalam rumah untuk mengganti pakaian yang tadi dipakai ke diskotik
dengan pakaian khas ustadznya. Kemudian Rasyid pergi ke mushola untuk memimpin
shalat Subuh berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan ceramah singkat.
***
Boleh
dibilang bahwa malam itu adalah malam yang menjadi sebuah titik tolak bagi Rasyid
sebagai seorang ustadz dengan frame
pemikiran yang lebih luas. Setelah selesai shalat Subuh, Rasyid tidak lantas
tidur untuk mengganti jatah tidurnya malam ini melainkan ia kemudian
membukabuka kembali kitabkitab yang ada di rumahnya yang selama ini hanya
dijadikan sebagai pajangan saja. Ketika ia kembali membuka bukubuku tersebut
terasa olehnya seperti sedang membaca bukubuku baru yang maknanya begitu sangat
luas dan sangat menyentuh kalbu. Ia serasa sedang banyak memungut permata yang
sangat berharga yang selama ini masih tertimbun oleh lumpur. Renungan dan
percakapan bersama Si Manusia Koboi selama ini telah mampu menggiring Rasyid
untuk memaknai secara luas nilainilai kebaikan yang ada di dalam setiap ajaran
Islam. Semangat Rasyid sekarang seolah bertumbuh beberapa kali lipat untuk
melakukan dakwah kepada masyarakat yang kini dia anggap sebagai kunci dari
kebangkitan Islam.
Rasyid
yang tadinya sudah merasa cukup dan puas dengan dirinya, sekarang mendadak
menjadi minder dan merasa butuh lagi dengan belajar. Ia memaknai keadaan
diskotik itu dengan mendalam. Kemudian ia teringat kembali dengan kisah para wali
yang terkenal dengan sebutan Wali Songo yang dengan segala cara mereka
memasukkan ajaran agama Islam terhadap masyarakatnya. Seperti misalnya kisah
Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang sebagai alatnya untuk berdakwah.
Rasyid
kemudian berpikir bahwa ideide kreatif itulah yang seharusnya selalu ada dalam
setiap pemuka agama dalam menghadapi tantangan zaman yang ada. Para pemuka
agama inilah yang seharusnya dengan sekuat tenaga bisa membaca keadaan zaman sehingga
mereka bisa menyampaikan Islam sesuai dengan kehendak zaman. Dahulu para wali
Songo dalam segala keterbatasannya mereka bisa melakukan proses membaca
kehendak zaman serta bisa mewariskan nilai – nilai yang sangat luhur. Entah
kenapa bahwa proses koreksi terhadap zaman ini sekarang seolah terhenti. Islam
tidak lagi menjadi pembimbing terhadap arah gerak zaman, namun Islam telah
terseretseret atas kemajuan zaman.
***
Namun
disaat keadaan Rasyid sekarang, kemudian tibatiba badai masalah datang di
tengahtengah ia sedang berada dalam semangat barunya dalam belajar dan
mendakwahkan Islam. Pasalnya karena entah darimana asalnya ternyata berita
tentang Rasyid yang pernah memasuki diskotik tadi malam sudah tersebar ke
seluruh warga masyarakat disertai dengan bukti foto yang menggambarkan bahwa
dirinya benarbenar berada di dikotik tadi malam.
Kenyataan
bahwa masyarakat sekarang sudah tahu tentang Rasyid yang tadi malam ke diskotik
sudah tidak bisa dibendung lagi oleh Rasyid sehingga puncaknya adalah pada
waktu ba’da dzuhur terjadi peristiwa pengadilan terhadap Rasyid di mushola yang
ia pimpin. Antara Rasyid yang tampak tenang terlihat sedang menghadapi
masyarakat yang wajahnya penuh dengan angkara murka karena merasa dikhianati
oleh ustadznya yang selama ini terlihat sholeh di depan mereka.
Di
tengah suasana yang seperti itu kemudian terdengar seorang lakilaki yang
dituakan di daerah itu meminta Rasyid untuk menjelaskan peristiwa yang sudah
terjadi sehingga terdapat cerita dan foto yang beredar di masyarakat tentang
dirinya yang ada di sebuah diskotik tadi malam.
Menanggapi
permintaan tersebut kemudian Rasyid menceritakan yang sesungguhnya mengenai
alasan dirinya malam itu ada di diskotik. Pada saat bagian Rasyid sedang
menjelaskan tentang sosok yang mengajaknya ke diskotik, yaitu Si Manusia Koboi,
semua para hadirin tertawa sinis terhadap Rasyid mengingat bagi mereka adalah
sesuatu hal yang tidak mungkin ketika seseorang berangkat dengan orang lain
tanpa mengetahui identitas dari orang yang mengajaknya tersebut. Ini tentu
berhubungan karena Rasyid sengaja sedang menyembunyikan temannya itu agar
kelakuannya selama berada di diskotik tidak terbongkar. Apalagi ketika Rasyid
menjelaskan bahwa orang yang mengajaknya tersebut adalah seorang penggembala
yang biasanya selalu memakai pakaian seperti sosok koboi di filmfilm. Sehingga Rasyid
menjelaskan bahwa ia biasa memanggil orang tersebut dengan panggilan Si Manusia
Koboi. Si Manusia Koboi inilah jelas Rasyid yang selama ini sering berdiskusi
dengannya disaat ia sedang melakukan sholat malam. Dan tidak lupa juga Rasyid
menyebutkan bahwa dirinya dijebak oleh Si Manusia Koboi tersebut. Namun
pembelaan Rasyid itu tidak ada gunanya karena masyarakat merasa kurang percaya
dan sepertinya tidak mungkin jika seorang ustadz seperti Rasyid bisa dijebak
oleh seorang tukang gembala ternak.
Proses
penyidangan terhadap Rasyid ini berlangsung cukup lama. Namun kemudian akhirnya
setelah semuanya bicara, tercetuslah sebuah garis tengah yang meminta agar Rasyid
bisa menghadirkan Si Manusia Koboi untuk menjadi saksi. Untuk ini Rasyid diberi
waktu selama dua minggu dengan catatan bahwa
selama dua minggu tersebut Rasyid dilarang untuk menjadi imam mushola
dan melakukan pengajian atau ceramah agama kepada masyarakat.
Mengalami
proses persidangan itu ada sedikit rasa sakit hati pada diri Rasyid mengingat
sikap masyarakat yang selama ini ia selalu pikirkan tentang kemajuannya, tetapi
pada saat ia sekarang sedang dalam
kesulitan dan memerlukan pembelaan, tidak ada satupun yang berani membelanya di
depan umum. Betapapun bersikerasnya ia menjelaskan bahwa dirinya tidak
melakukan halhal yang dilarang oleh aturan agama selama di diskotik, namun
masyarakat tetap saja tidak percaya dengan pembelaannya itu.
Dino
adalah pemuda yang memiliki andil besar atas beredarnya foto Rasyid di masyarakat.
Meskipun belum yakin seratus persen namun Rasyid menaruh curiga yang besar
terhadap Dino yang telah mengambil dan mengedarkan fotonya ketika berada di
diskotik sehingga sekarang sudah beredar di masyarakat. Apalagi Rasyid pernah
mendengar sesumbar Dino dari informan yang bisa dipercaya yang menyebutkan
bahwa suatu kewajaran bagi diri Dino jika ia sekarang menjadi orang urakan
mengingat memang modal pengetahuan terhadap agamanya memang minim. Tetapi
setidaknya menurut Dino, dialah yang lebih baik dibanding Rasyid karena dia
tidak pernah menggunakan topeng agama untuk menutupi segala kebobrokan
perilakunya.
“Aku
ini orang yang apa adanya. Tidak munafik seperti Si Ustadz Koboi itu.” Ucap
Dino yang diperagakan ulang di depan Rasyid oleh seorang loyalis Rasyid yang
masih percaya bahwa Rasyid dalam hal ini tidak berbohong.
Rasyid
berpikir bahwa masyarakat dalam hal ini memang tidak sepenuhnya bisa disalahkan
mengingat bukti dan saksi mata yang sekarang memberatkan dirinya. Hanya saja Rasyid
merasa kecewa atas perilaku Dino yang tanpa adanya proses cek dan ricek dahulu
kepada dirinya telah gegabah mengedarkan foto dan membuat berita palsu terhadap
dirinya. Padahal dirinya adalah salah satu yang bersikeras membela Dino ketika bulan
kemarin ia hendak diusir warga atas kesalahannya merampok salah satu rumah
warga. Kisah antara Rasyid dan Dino ibarat membebaskan anjing yang tertimpa
tangga. Setelah anjing itu dibebaskan, malah ia menggigit orang yang
membebaskannya itu.
Tidak
ada jalan lain menurut Rasyid selain memang ia harus menghadirkan Si Manusia
Koboi ke hadapan masyarakat untuk menjelaskan peristiwa yang benarbenar terjadi
di malam itu. Namun kemudian Rasyid menjadi bingung mengingat dirinya
samasekali tidak tahu bagaimana ia harus menghubungi Si Manusia Koboi.
Mengingat selama ini Si Manusia Koboi hanya datang dan pergi atas kemauannya
sendiri. Jangankan alamatnya, bahkan namanya pun Rasyid tidak pernah
diberitahu.
Sekarang
Rasyid hanya bisa pasrah dan berdo’a saja pada Tuhan agar secepatnya ia
dipertemukan dengan Si Manusia Koboi lagi. Hampir setiap malam ia menunggu Si
Manusia Koboi di dalam mushola, dengan harapan mudahmudahan Si Manusia Koboi
itu datang lagi seperti biasanya untuk berdiskusi.
Sudah
beberapa hari Rasyid menunggu kedatangan Si Manusia Koboi, namun ternyata yang
ditunggu belum juga kunjung untuk menampakkan dirinya.
Sementara
itu warga semakin kencang menyudutkan Rasyid. Kini dirinya hampir menjadi bahan
olokan bagi masyarakat di kampung itu yang sekarang sudah menjulukinya sebagai
ustadz koboi. Yaitu suatu olokan yang dahulu ditujukan Dino kepada Rasyid.
Melihat
kondisi seperti itu Rasyid hanya bisa diam mengingat status dirinya di kampung
ini hanyalah seorang pendatang setelah dahulu diminta warga kampung kepada
gurunya di pondok pesantren supaya ada yang diutus untuk mengajari warga
kampung dalam hal agama. Pada waktu itu Rasyidlah yang dipilih gurunya untuk
berdakwah di kampung itu atas prestasinya sebagai salah satu murid yang
dianggap paling menonjol di pesantren.
Hari
yang disepakati hanya tinggal hitungan jari saja. Rasyid pun telah pasrah
terhadap kenyataan yang ia hadapi. Sementara itu Si Manusia Koboi yang
diharapkan akan menjadi dewa penyelamat tidak juga kunjung datang. Dalam
keimanannya Rasyid hanya percaya bahwa ada sebuah skenario dari Tuhan untuk
dirinya. Hanya memang sekarang belum terungkap apa yang sebenarnya Tuhan
gariskan untuknya. Tugasnya sekarang hanyalah menjalani dengan penuh
keikhlasan. Sebab Rasyid sangat percaya bahwa di balik kesulitan pasti ada
beriburibu kemudahan yang akan diberikan Tuhan kepada dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar