Oleh: Qiki Qilang Syachbudy
Kenalilah diri anda sendiri
maka
anda akan memenangkan semua pertempuran
(LaoTzu)
Hal yang mendasari saya untuk membahas tentang tidur
disebabkan karena menurut pengamatan saya (setelah melihat kisahkisah kehidupan
orangorang besar) rasanya hampir semua dari mereka memiliki kebiasaan untuk memanfaatkan
waktu malam untuk bekerja, mencari ide, atau berdialog dengan Tuhan dan
nuraninya. Oleh karena itu, pastilah ada keterkaitan yang sangat erat antara
aktifitas tidur dengan sebuah kesuksesan, atau ada hubungan secara linear
antara keefektifan waktu tidur dengan pencapaian yang didapat. Maka dari itu
diperlukan suatu kesadaran dan proses mengatur kembali waktu tidur supaya kita
menjadi orang yang lebih berarti di dalam kehidupan ini.
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa tidur merupakan
sebuah kegiatan istirahat, atau lebih
luasnya lagi kita dapat menyebut tidur ini sebagai alat pemenuhan kebutuhan
jasmani dan rohani.
Begitu sangat pentingnya
kegiatan yang bernama tidur ini sehingga diantara kita tak pernah ada yang melewatkannya
dari jadwal kegiatan sehari-hari. Namun yang lebih menarik bahwa ternyata
tidur ini bisa kita jadikan sebagai senjata dalam
menyikapi segala kegiatan sehari-hari.
Dalam
tema tidur sebagai senjata ini mari kita bahas secara lebih mendalam
lagi. Mudah-mudahan senjata ini setelah kita perbaiki akan dapat menciptakan
hubungan yang harmonis dengan segala tujuan yang ingin kita capai di dalam bab pertama.
Banyak
orang, termasuk mungkin diri kita sendiri kadang bersikap berlebihan terhadap aktifitas tidur. Atau
dalam bahasa sederhananya kita tak bisa mengendalikan nafsu untuk tidur. Padahal, banyak
diantara kita yang memiliki impian besar, bahkan mungkin ada beberapa diantara
kita yang bermimpi untuk menjadi salah satu icon terkemuka di atas muka bumi ini.
Sangat disayangkan memang ketika masamasa sekolah
(kuliah), saya memperhatikan banyak diantara siswa (mahasiswa) yang
tidak bisa mengendalikan nafsu tidur sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
tidurnya lebih dari delapan jam dalam sehari semalam. Inilah yang harus kita
hindari, sebab menurut pendapat saya, hanya keajaibanlah yang mampu membantu siswa
(mahasiswa) itu untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Saya merupakan orang yang sangat beruntung, karena ketika
sekolah (kuliah) saya dikenal sebagai orang yang masih bangun ketika temanteman
kosan yang lain tidur, dan sudah bangun ketika temanteman yang lain baru bangun
tidur. Dengan kata lain saya selalu berusaha untuk mengurangi waktu tidur dan
menjadikan waktu tidur menjadi senjata demi mencapai citacita. Pada awalnya
saya melakukan itu karena sebuah kondisi yang memaksa karena sambil sekolah
(kuliah) saya harus bekerja di sebuah penerbitan sehingga hampir setiap malam
saya bekerja mulai dari mengedit buku, me-layout buku, sampai
memikirkan design cover buku. Tapi akhirnya semua itu berlalu,
dan sekarang, semua perjuangan itu terbayar dengan digenggamnya gelar akademik
di tangan. Kawan-kawan juga bisa memanfaatkan waktu sekolah (kuliah) dengan
terus memperbanyak aktifitas lainnya seperti berorganisasi, belajar berbisnis,
berkumpul dengan komunitas pecinta ilmu, berdiskusi dengan siswa (mahasiswa)
lain, atau kegiatan apa saja yang bisa menyibukkan diri kita.
***
Mari
kita lihat lebih dalam kawan. Jika saja kita
memiliki mimpi untuk menjadi orang yang luar biasa, menurut hemat saya itu bukanlah sebuah keunggulan, karena
setiap orangpun boleh saja bermimpi demikian. Ribuan bahkan ratusan juta
manusia di luar sana mungkin bermimpi sama seperti mimpimimpi
kita, yaitu ingin
sukses di dunia.
Dalam mencapai dan mengusahakan tujuan atau impian tersebut
tentunya kita semua memiliki kegiatan yang berbedabeda. Semuanya berusaha, semuanya bekerja
keras, semuanya berdo’a. Tapi tahukah kawan-kawan, mengapa di
luar negeri sana banyak perpustakaan yang buka 24 jam atau pusat perbelanjaan
yang buka 24 jam atau yang lainlain lagi yang bukanya 24 jam? Lalu apa arti makna dari ini semua?
Melihat faktafakta di atas maka menurut saya sekarang
kita harus jujur bahwa ternyata di luar sana etos kerja sudah sedemikian
tinggi. Sehingga mereka sanggup mengerjakan
pekerjaan yang melebihi orang lain.
Kita semua tentu
mengenal Bill Gates, seorang siswa (mahasiswa) drop out dari Harvard, dalam
perjuangannya menjadi
miliyader. Tahukah kawan bahwa pada awal perjuangannya, demi mendapatkan kesempatan untuk meneliti komputer,
dia korbankan waktu tidurnya untuk berada di laboratorium komputer.
Kita juga tentu kenal dengan berbagai macam orang yang menghiasi puncak-puncak
tertinggi pada bidangnya masingmasing. Saya yakin bahwa kawan-kawan pasti akan setuju jika saya
mengatakan bahwa mereka begitu keras dalam membina
dirinya dalam tangga
menuju kesuksesan. Mungkin sampai berpayahpayah
dan berdarahdarah.
Kadang kita merasa bahwa kenapa kok orangorang tersebut
bisa sesukses itu? Padahal kita dalam mengurusi keperluan diri sendiri saja
kadang harus membutuhkan bantuan orang lain. Jika kawan-kawan memiliki
kegelisahan seperti itu maka mungkin salah satu solusinya adalah dengan mengelola waktu tidur kita. Lalu kenapa harus waktu tidur? Jawabannya
adalah karena tidur merupakan kegiatan rutin yang kadang kita dibuatnya terlena
sehingga tak terasa dalam kehidupan ini kita tertinggal banyak oleh orang lain.
Tidur
adalah fitrah kita semua sebagai manusia yang normal. Sekaligus peluang kita
juga untuk menghadapi perkembangan zaman yang makin ketat persaingannya ini.
Lalu mengapa saya disini
menyebutkan bahwa tidur atau khususnya waktu tidur itu adalah sebuah peluang
bagi kita?
Kawan-kawan,
para ahli kesehatan sekarang menyebutkan bahwa kebutuhan tidur yang pas bagi
manusia dewasa adalah selama delapan jam. Padahal tentu kita tahu, seperti
seumpamanya para tokoh dunia, para pejuang sukses, para ilmuwan sukses,
mereka senantiasa menempa diri dan perut mereka senantiasa jauh dari tempat
tidur. Maka mustahil
kiranya jika mereka dalam hidupnya dapat sesukses itu jika kebiasaannya seperti
orang pada umumnya.
Mari kita berlogika
kawan-kawan
Seumpamanya teman saya tidur dari mulai jam sembilan malam dan bangun pada jam lima
pagi (tidur pas delapan jam). Sementara karena anda memiliki keinginan yang
keras, maka anda tidur pada jam sepuluh malam dan bangun pada jam tiga pagi
(tidur selama lima jam). Dalam hal ini tentu saya anggap anda memiliki waktu
lebih dibandingkan teman anda, yaitu sekitar ratarata tiga jam dalam satu hari. Berarti jika kita akumulasikan dalam waktu satu tahun, anda memiliki
waktu tambahan dibandingkan dengan teman
anda tersebut sebanyak 3 x 365 jam (sekitar 1.093 jam) atau
sekitar 45 hari atau sekitar satu setengah bulan. Kalau waktu satu setengah
bulan itu anda terus gunakan untuk membaca buku misalnya,
dengan asumsi bahwa selama 45 hari itu anda tak tidur, maka bisa kita bayangkan,
berapa buku yang bisa anda baca melebihi teman anda itu? dan
tentunya berapa ilmu yang anda dapat bila
dibandingkan dengan teman anda tersebut?
Mungkin
ada pertanyaan dari kawan-kawan sekalian tentang bagaimana dengan kesehatan
kita kalau seandainya
kita mengurangi waktu tidur dan tak mengikuti apa yang telah disarankan oleh
dokter?
Begini kawan-kawan, saya pernah berdiskusi dengan seorang guru, yang intinya kurang lebih sebagai berikut:
1. Kita jangan terlalu terpaku kepada
hasilhasil penelitian para ilmuwan karena mereka bisa saja
salah. Atau walaupun benar, hal itu hanya berlaku bagi manusia pada umumnya.
Dan percayalah kawan, bahwa kita semua ini bukan manusia pada umumnya, kita
adalah manusia yang unggul atau pilih tanding. Tuhan pun menyebut kita sebagai makhluk
yang sempurna.
2. Sebetulnya masalah yang ada pada
tubuh kita itu hanyalah sebuah siklus dan semuanya memerlukan kebiasaan. Begitu pula disini kita sebagai manusia yang diberikan
akal dan pikiran, kita bisa membuat siklus itu sendiri sehingga hanya
kebiasaan positiflah yang berada di dalam tubuh kita. Dengan kata yang lebih
sederhananya bahwa segala
sesuatu itu hanya bisa kita lakukan karena bermula dari kebiasaan (alah bisa karena biasa). Maka salah satu solusinya adalah harus dibiasakan terlebih dahulu, baru setelah itu akan menjadi suatu kebiasaan.
Kawan-kawan, saya memiliki seorang teman yang hafal 30 juz alQur’an. Ketika saya tanya
berapa waktu tidurnya, dia menjawab bahwa ia hanya tidur dari jam 11 malam dan
bangun pada jam satu malam. Lalu saya tanya lagi apakah dia melakukan tidur
siang? Dia menjawab ya. Lalu saya Tanya lagi berapa lama tidur siangnya? Dia
menjawab bahwa tidur siangnya hanya selama lima menit saja.
Entahlah, saya pada waktu itu hanya bisa tersenyum dan menggeleng kepala
menatap teman saya tersebut yang hanya tidur dua jam lima menit dan
kelihatannya selalu enerjik dan sehat bugar. Pada waktu itu saya berpikir pantas saja ia bisa menghafal alQur’an sebanyak 30 juz, karena ia
memiliki waktu lebih selama enam jam dibanding
saya setiap harinya!!
Kawan-kawan, pada kesempatan ini saya
mengajak kepada kita semua untuk bersamasama melakukan
peningkatan kualitas diri dengan cara menambah waktu kita
melalui meminimalisir waktu tidur. Percayalah, usaha orangorang
di luar sana melebihi usaha yang telah kita lakukan. Dan mereka itu
bukan hanya satu atau dua orang, namun banyak!! Lalu kalau begitu dimanakah
posisi diri kita sekarang? Kalo diperingkatkan, kesuksesan kita ini adakah
seumpamanya pada peringkat 100 juta manusia berprestasi paling atas di dunia?!
Lalu pertanyaannya muncul, bagaimanakah
cara kita agar mengubah kebiasaan tersebut yaitu mengurangi waktu tidur, namun
tanpa berefek pada kondisi kesehatan kita?
***
Begini kawan-kawan, yang pertama harus kita lakukan adalah
membuat niat yang benar-benar bulat bahwa kita akan
berubah mulai dari sekarang juga. Setelah itu lalu kita melakukan usahausaha
lainnya.
Dalam rangka membahas tentang cara untuk mengefisienkan waktu tidur, saya disini membagi
tidur menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut adalah bagian jiwa dan bagian fisik. Dengan kata lain, tidur yang
efisien dan berkualitas adalah ketika fisik kita tidur lalu diikuti oleh tidurnya jiwa kita.
Dalam keadaan tidur kadang banyak diantara kita yang
fisiknya tidur, namun jiwanya tak merasakan fungsi tidur yang sesungguhnya.
Sehingga kita kadang merasa tidur kita itu tak berefek terhadap rasa lelah yang kita
alami. Kawan-kawan sekalian, saya pernah
berbincang dengan ahli kesehatan yang menyebutkan bahwa
lebih sedikit waktu kita untuk tidur, maka lebih berkualitaslah tidur kita tersebut.
Lalu pertanyaannya bagaimanakah
trik dan tips agar tidur kita itu menjadi berkualitas,
atau lebih dalamnya lagi kita tidur dengan sepenuh raga, jiwa dan hati kita?
Kawan-kawan sekalian, yang pertama dan utama sekali yang harus kita lakukan adalah berdo’a sebelum tidur atau jika dalam
ajaran Islam dianjurkan untuk berwudlu terlebih dahulu. Makna dan hikmah dalam ritual sebelum tidur itu adalah berfungsi untuk menenangkan jiwa, supaya khusyuk dalam
tidurnya (tidur juga
ibadah loch...).
Setelah itu sebelum naik ke atas tempat tidur usahakanlah
untuk membereskan tempat tidur terlebih dahulu mulai
dari merapikan sprei, membereskan bukubuku sampai kalau bisa semprot dulu pake
minyak wangi, agar suasana rileks terbangun. Setelah itu usahakanlah
kita mempunyai pakaian khusus untuk tidur, dengan tujuan agar lebih meresapi
dan menjiwai, sekalian juga sebagai penegasan bahwa niat kita benar-benar untuk
memenuhi kebutuhan jiwa dan raga kita.
Setelah itu berbaringlah dengan santai di tempat tidur. Dan
jangan lupa, agar kita semua selama melepas lelah tak mendapat gangguan apapun, maka berdo’alah. Ingatlah kawan-kawan, sudah berapa
banyak kiranya orang yang tidur ternyata tak bangun lagi, melainkan
terus tiada dipanggil oleh Tuhan sang pemilik ruh.
Dalam menjalankan tidur, sebaiknya kita juga memerhatikan
posisi tubuh yang baik, agar tidur kita berkualitas dan tubuh pun
segar kembali. Di dalam buku ini saya ingin menawarkan kepada kawan-kawan
mengenai posisi tidur ala Rasulullah Muhammad SAW.
Posisi tidur ini adalah posisi yang biasa dilakukan oleh nabi Muhammad
saw. Anda tahu siapa beliau? Beliau adalah orang yang mampu menjalankan seluruh
perilaku kehidupannya dengan rapi dan teratur. Prestasinya tak bisa
disangkal, bahkan beliau pernah disebut sebagai manusia
yang paling berpengaruh nomor satu selama sepanjang sejarah manusia di dunia
ini.
Posisi tidur nabi Muhammad
saw adalah sebagai berikut: Posisi miring ke sebelah kanan, kemudian beliau
berbalik bertumpu sedikit pada sisi kiri agar proses pencernaan lebih cepat karena
condongnya lambung di atas hati. Kemudian beliau kembali tidur bertumpu pada
sisi kanan lagi, agar makanan segera larut dari lambung. Jadi posisi permulaan
dan posisi terakhir tidur bertumpu pada sisi kanan. Selain bermanfaat bagi
pencernaan, ada tiga manfaat lain yang bisa diambil dari posisi tidur ke
sebelah kanan, yaitu:
- Untuk jalan nafas, tidur miring
mencegah jatuhnya lidah ke belakang yang dapat menyumbat nafas. Lain halnya
jika tidur dalam keadaan terlentang, maka rileksasi
lidah pada saat tidur dapat mengakibatkan penghalangan jalan nafas, penampakan
dari luar berupa mendengkur.
- Orang yang mendengkur mengakibatkan
tubuhnya kurang oksigen, malah kadangkadang dapat menyebabkan henti nafas untuk
beberapa detik yang akan membangunkan orang yang tidur dengan posisi demikian.
Orang tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya
pasokan oksigen ke otak.
- Untuk jantung, tidur miring ke sebelah
kanan membuat jantung tak tertimpa organ lainnya ini karena posisi jantung yang
memang berada lebih di sebelah kiri. Tidur bertumpu ke sebelah kiri menyebabkan
curah jantung yang berlebihan karena darah yang masuk ke atrium juga banyak, sebab paruparu kanan berada di atas sedangkan
paruparu kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paruparu kiri.
- Bagi kesehatan paruparu, paruparu kiri
lebih kecil dibandingkan dengan paruparu kanan. Jika tidur miring ke sebelah
kanan, jantung akan jatuh ke sebelah kanan, itu tak menjadi masalah karena paruparu
kanan besar, lain halnya kalau bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan
paruparu kiri yang berukuran kecil.
Termasuk
dalam posisi tidurnya nabi Muhammad saw ini juga adalah meluruskan punggungnya pada saat tidur,
manfaatnya adalah supaya organorgan dalam tak tertekan, posisi tersebut juga,
melancarkan peredaran darah.
Selanjutnya
adalah sedikit menekuk kaki. Di dunia kedokteran seorang dokter akan meminta
pasien menekuk kakinya jika dokter tersebut akan memeriksa perut pasien. Fungsi
dari sedikit menekuk kaki adalah untuk mengendurkan otototot perut sehingga
lebih mudah untuk diperiksa. Menekuk kaki sedikit pada saat tidur menolong
organorgan dan otototot perut itu sendiri untuk rileksasi lebih sempurna sehingga tidur kita lebih nyaman.
Terakhir,
yaitu dengan menggunakan telapak tangan sebagai bantal. Kita tentu sering
mendengar bahwa posisi leher sangat mempengaruhi kualitas tidur. Leher yang tak
lurus pada saat tidur menyebabkan sakit leher pada saat bangun dan biasanya ini
menetap beberapa lama sehingga mengganggu aktifitas. Maha Suci Allah yang
menciptakan tangan sedemikian rupa sehingga apabila kita melihat orang yang
tidur dengan telapak tangan sebagai bantal maka antara kepala, leher dan
punggung tercipta garis lurus.
Ibnu
Qayyim alJauziyyah berkata: “Barangsiapa yang
memperhatikan pola tidur dan bangun beliau (nabi
Muhammad saw), niscaya mengetahui bahwa tidur beliau tersebut paling
proporsional dan paling bermanfaat untuk badan, organ, dan kekuatan”.
Posisi
tidur tersebut lebih efektif jika kita tak menggunakan bantal, dengan
tujuan agar aliran darah lancar dari kepala sampai ujung kaki.
“Berbaringlah tidur dengan posisi yang benar, tutuplah matamu,
dan rasakanlah kedamaian di dalam hidupmu. Pikirlah
bahwa ragamu itu menjadi ringan, dan kini ruhmu sedang melayang sedang menuju
Tuhannya Yang Maha Indah”. Itulah sugesti
yang kiranya boleh kawan-kawan pakai dalam memulai tidur.
Tidurlah
dengan benar
kawan, dan jadilah orang besar. Yaitu mereka
yang selalu berpikir
dan selalu berjiwa besar dalam menghadapi segala masalah yang ada. Jangan jadikan permasalahanpermasalahan yang terjadi
menjadi sebuah penghalang bagi kita untuk bisa menikmati lelapnya tidur pada
malam hari. Sayangilah tubuh kita sebagai harta titipan paling berharga dari
Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus kita jaga dan penuhi hak-haknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar